Nama : Triyanda Nurrahmah
Kelas : IX.1
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Guru Pembimbing : Erna Rossa, S.Pd
|
Tugas
Buatlah laporan perjalanan selama liburan kemarin !
|
Laporan Perjalanan Selama Liburan
Bab I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang Masalah
Pada
akhir tahun sudah sewajarnya kita tahu alasan pemerintah meliburkan pegawai dan
para pelajar. Selain karena lelah dan telah menerima raport, hal ini juga akan
menjelang hari natal dan tahun baru juga libur nasional. Biasanya masyarakat
menyebutnya dengan libur panjang, atau menutup lembaran lama dan membuka
lembaran baru.
Pada
saat ini juga biasanya masyarakat tertentu mengisi waktu luangnya untuk
menyegarkan otak melalui liburan, baik itu liburan ke luar kota, ke luar negeri
atau hanya di dalam kota tersebut. Sebenarnya tidak perlu jauh-jauh ke luar
negeri hanya untuk berliburan. Selain harga tiket dan barang-barangnya yang
lebih mahal, tentunya kekayaan wisata di Indonesia juga lebih indah. Lihat
saja, banyak turis dari mancanegara datang ke Indonesia hanya untuk melihat
kekayaan-kekayaan wisata dan budaya di Indonesia, misalnya di Provinsi Jawa
tengah dan D.I Yogyakarta.
Seperti
kita ketahui Provinsi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta merupakan kota sejarah
keduanya sama-sama menjadi saksi sejarah Indonesia buktinya banyak bangunan
bersejarah berdiri disana, seperti Candi Borobudur, Lawang Sewu dan lain
sebagainya. Tidak hanya tempat wisata sejarah kedua Provinsi ini juga mempunyai
wisata yang berkaitan erat dengan Ilmu Pengetahuan, rekreasi dan Pusat
Perbelanjaan. Kami mengunjungi beberapa tempat yang menarik bagi kami yaitu Semarang,
Magelang, Yogyakarta, dan Tegal. Kami berliburan ke sini dalam rangka untuk
mengisi waktu luang dan menyegarkan otak yang penat setelah satu semester bekerja
dan belajar.
Liburan
ini dilakukan pada tanggal 31 Desember 2016-3 Januari 2017. Adapun tempat
wisata yang kami kunjungi yaitu Masjid Baiturrahman Semarang, Candi Borobudur,
Pasar Malioboro dan Taman Wisata Air Panas Guci. Selain itu, liburan ini dimaksudkan
untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman terhadap segala
kemajuan Ilmu Pengetahuan dan arena rekreasi.
B.
Tujuan
1. Untuk menambah
wawasan
2. Untuk mengetahui sejarah beberapa objek wisata di Jawa Tengah dan DI
Yogyakarta
3. Untuk mengetahui beberapa objek wisata di jawa Tengah dan DI Yogyakarta
C. Manfaat
1. Dapat menambah
wawasan;
2. Dapat memberi pengalaman baru;
3. Dapat mengetahui sejarah beberapa objek wisata di Jawa Tengah dan DI
Yogyakarta; dan
4. Dapat mengetahui beberapa objek wisata di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
Bab II
Pembahasan
A.
Waktu
Perjalanan
ini dilaksanakan pada
:
Hari : Sabtu
- Selasa
Tanggal : 31 Desember 2016 - 3 Januari 2017
Jam : 18.00 WIB – 15.00 WIB
B.
Obyek
Ada beberapa
tempat yang kami kunjungi, diantaranya :
1. Masjid Baiturrahman Semarang
2. Candi Borobudur
3. Pasar Malioboro
4. Taman Wisata Air Panas Guci
C.
Biaya
Biaya untuk
melakukan perjalanan ini adalah sebesar Rp 7.422.000,00. Yang terdiri dari :
1. Transportasi
- Tiket Pesawat Terbang : Rp 1.642.000,00
à
Palembang-Jakarta
- Rental Mobil : Rp 2.000.000,00
à
Jakarta-D.I Yogyakarta
à
D.I Yogyakarta-Merak
- Bensin (BBM) : Rp
650.000,00
à
Jakarta-D.I Yogyakarta
à
D.I Yogyakarta-Merak
- Biaya naik bus ALS : Rp 1.000.000,00
à
Merak-Palembang
- Tol dan Parkir : Rp
500.000,00
2. Makan dan Minum Selama 3 hari : Rp 1.450.000,00
3. Masuk Objek Wisata :
Rp
180.000,00
- Candi Borobudur
- Taman Wisata Air Panas Guci Tegal
Total Biaya Keseluruhan : Rp 7.422.000,00
D.
Perjalanan dan Hasil Perjalanan
Perjalanan
Singkat yang Menambah Pengalaman Baru
Dua minggu yang lalu, kami
sekeluarga akan berliburan ke Yogyakarta dengan menggunakan pesawat. Sebelum kami
berpergian, kami mempersiapkan pakaian dan kebutuhan lain untuk dibawa
seperlunya. Setelah semua pakaian dan kebutuhan kami telah siap, barulah kami
mandi. Tak membutuhkan waktu yang lama untuk mandi beberapa saat kemudian kami
telah selesai. Kami pun bersiap-siap memakai baju lalu setelah siap semua tas,
koper dan kebutuhan lainnya kami angkutkan ke mobil pribadi kami. Karena lokasi
bandara yang berada di Kota Palembang akhirnya kami berangkat ke Palembang.
Dengan tujuan untuk berliburan ke Yogya menggunakan pesawat dan jika waktu
masih ada kami juga akan ke Apotik Adhitia untuk memeriksa kembali telinga
ibuku.
Saat mobil sedang berjalan mulusnya,
tiba-tiba ayahku menyuruh Kak Bela untuk mencari harga tiket pesawat terbaru di
Traveloka. Aku yang saat itu sudah mengira jika kami berangkat hari itu
langsung terkejut. Bagaimana tidak, karena semua perlengkapan kami sudah dibawa
semuanya. Bagaikan kami akan berangkat hari itu juga. Ternyata, hanya aku yang
merasa terkejut saat itu. Ayah, Ibu dan Kak Bela telah mengetahui sebelumnya.
Mana lagi, harga tiket pesawat tersebut sudah tergolong mahal. Hal ini
berkemungkinan besar tidak akan jadi pergi.
Selang beberapa waktu, harga tiket
pesawat itu dicari lagi. Bukannya malah menurun tapi malah melambung tinggi.
Ayahku pun memutuskan untuk melajukan mobil lebih cepat lagi guna mencari tiket
pesawat yang ada di loket-loket terdekat di Palembang.
Waktupun terus berlalu, hal ini
tidak memungkinkan mendapat tiket pesawat yang lebih murah disana. Lagian, hari
itu telah akan menjelang isya’. Kesempatan untuk mencari tiket pun telah pudar.
Dengan perasaan sedikit kecewa, kami memutuskan untuk tidak jadi pergi.
Karena masih ada waktu untuk berobat,
ayahku pun memutar haluan menuju tujuan kami yang lainnya yaitu ke Apotik
Adhitia sebuah apotik yang terletak di Jalan Radial Palembang. Disini tidak
hanya menjual obat-obatan, melainkan juga tempat praktek dokter. Praktek Dokter
disini ada bermacam-macam mulai dari spesialis mata, spesialis THT, spesialis
kulit, spesialis penyakit dalam dan sebagainya. Kami disini mencari dokter THT
karena untuk memeriksa kembali telinga ibuku yang sakit. Sebenarnya, rencana kami pergi ke Palembang tidakhanya karena
ingin pergi ke Yogya melainkan juga untuk berobat jika waktu masih dapat
dikejar. Dan bukan merupakan rencana dadakan. Setelah kami sampai di Apotik
Adhitia ibuku pun langsung mendaftar dan tak berapa lama kemudian dipanggil
untuk menuju ruangan. Hanya beberapa saat, ibukupun keluar dari luar ruangan
tersebut dan meminta resep obat. Lalu, kamipun yang sedang kelaparan itu
langsung menuju mobil mencari tempat makan. Dan sebuah tempat makan yang
sederhana pun kami temui, lokasinya berada di depan Matahari Department Store
jika dari samping. Walaupun sederhana, makanan ini sangatlah enak. Sayangnya
disini hanya menjual sop dan tidak menjual soto. Sebenarnya ada lagi makanan
yang dijual disini tetapi selain tidak dapat menuliskannya satu per satu saya
juga tak banyak mengetahui jenis makanan disini. Kamipun memesan makanan yang
ingin kami santap masing-masing. Selang beberapa waktu, pesanan telah datang
dan waktunya kami santap. Setelah makanan yang kami pesan tersebut habis
ayahkupun langsung membayarnya. Berikutnya, kami menuju mobil lagi dan
melajukan mobil ke rumah nenek yang ada di Plaju. Setelah sampai disana kamipun
beristirahat dan akhirnya kami menginap disana.
Keesokan harinya, saat sedang siang
kala itu. Kamipun berpamitan untuk pulang ke rumah. Aku merasa kecewa karena
perjalanan kami tidak jadi dan juga hari itu merupakan hari terakhir di tahun
2016. Otomatis, saat sedang perayaan tahun baru kami berada di rumah, pikirku. Kami
pun pulang dengan mobil pribadi kami. Tiba-tiba saat di perjalanan, ayahku
menanya jika kami akan pergi ke mana Bangka atau Jakarta. Kak Bela dan aku
sepakat untuk ke Bangka karena 3 hari lagi aku akan mulai masuk sekolah.
Akhirnya, ayahku menjumpai perkumpulan Bus Damri dan menanyakan kapan
keberangkatan kapal itu hari ini. Ternyata setelah ditanya pada pukul 17.00 WIB
sore itu. Dan saat itu sedang pukul 14.30 WIB kemungkinan besar kami tidak bisa
menaiki kapal itu karena saat itu juga sedang arus balik.
Ayahku pun pergi meninggalkan tempat
itu dan kembali menuju mobil. Saat sedang di perjalanan ayahku melajukan
mobilnya menuju ke arah bandara dan menyuruh kak bela mencari tiket pesawat
hari itu yang paling murah. Dan ketemulah tiket pesawat yang paling murah.
Ayahku dan kak Bela sibuk memegang gadget dan mengisi formulir pendaftaran itu.
Setelah selesai kamipun mencari tempat dimana lokasi ATM BNI berada disana. Akhirnya
kami menemukan lokasi ATM tersebut, dan kami mencoba untuk membayarnya. Karena
itu baru pertama kali memesan tiket secara online kami kebingungan bagaimana
cara menggunakannya. Kami terus-menerus mencoba dan selalu gagal. Kak Imam yang
sepertinya sudah letih tersebut pun keluar dari ATM lebih dulu. Tak berapa lama
kemudian, Kami pun menyusul keluar dari ATM tersebut dan mencari informasi
lebih lanjut mengenai pembayarannya. Ternyata setelah dicari-cari kami memang
salah mengklik tombol. Sekarang giliran aku yang kewalahan. Aku pun tidak ingin
masuk ke ATM lagi. Ibuku yang memang dari tadi menunggu di luar langsung
kudekati. Ayahku dan Kak Bela memasuki ATM itu lagi dan mencoba melakukan instruksi tersebut.
Ternyata setelah dicoba berhasil. Tiket pesawat pun berhasil kami pesan. Jadi,
hanya ayah dan Kak Bela di dalam ATM. Selang beberapa menit, Ayah dan Kak Bela
pun keluar dari ATM. Di tangan ayah kulihat ada struk pembayaran tiket yang digenggamnya.
Ini menandakan bahwa kami memang akan pergi ke Yogya.
Pesawat yang akan kami naiki ini
adalah pesawat citilink dengan nomor penerbangan QG 113 yang akan berangkat
pada pukul 18.00 WIB di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Karena saat itu
masih pukul 15.30 WIB kamipun mampir dulu ke tempat bibi di Kebun Bunga. Yang
jaraknya ke bandara tidak cukup jauh. Disana kami bersiap-siap mengecas hp,
mandi dan lain sebagainya. Sampai akhirnya semua sudah siap pukul 17.30 WIB pun
kami berangkat ke bandara dan tiba pada pukul 17.45 WIB di Bandara itu. Disana
dilakukan pemeriksaan ketat baik hp, koper, barang bawaan dan diri kita sendiri
dicek dengan scanner. Sampai akhirnya semua pemeriksaan telah selesai kami pun
dipersilahkan untuk naik menunggu panggilan para penumpang pesawat QG 113 untuk
naik. Tak berapa lama kemudian, seluruh penumpang dipanggil itu naik pesawat.
Dan kamipun menaikinya.
Saat kami masuk dan pesawat itu akan
segera berangkat banyak bangku penumpang yang kosong. Tak seperti biasanya begini.
Tetapi kami ingat bahwa malam itu akan menjelang tahun baru dan bukan merupakan
puncak arus balik. Tak lama kemudian, pesawat ini pun diberangkatkan saat
pesawat ini hendak menaik kepala ku terasa pusing. Tetapi perlahan-lahan rasa
pusing itu hilang. Dan muncul kekagetan bagiku yaitu melihat sebuah petir
mengkilat yang ada di awan. Aku takut jika petir ini akan menyambar pesawat
ini. Lalu aku memegang tangan Kak Bela yang dari tadi duduk santai kata Kak
Bela bacakan saja surah-surah pendek al-qur’an dalam hati. Lalu aku pun
membacanya.
Selang beberapa menit pesawat itu
tidak lama lagi dikabarkan akan mendarat. Ayahku pun menanya mau ke Jakarta
atau ke Yogya. Kak Bela berkata “yogya
yogya” dan aku hanya “terserah”. Jawabanku yang singkat itu memiliki banyak
arti salah satunya yaitu menurut saja apa yang akan dilakukan. Sampai akhirnya
pesawat kami tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma seluruh penumpang pun
dipersilahkan untuk keluar. Kamipun keluar mengikuti jalan ayah dan menuju
tempat pengambilan bagasi. Tak membutuhkan waktu yang lama semua bagasi yang
kami bawa pun telah terambil semua. Lalu, kami pun menuju keluar bandara dan
tiba-tiba ada orang yang langsung menemui ayah. Ternyata, dia adalah supir
mobil yang telah ayah sewa sebelum kami sampai disana. Kamipun menuju mobil
yang disupirinya dan membawa bagasi kami yang sudah kami ambil sebelumnya ke
mobil. Kami pun memasuki mobil aku dan Kak Bela duduk di belakang, Kak Imam dan
Ibu di tengah dan ayahku beserta supir di depan. Mobil kami melaju dengan
mulusnya melewati jalan tol. Karena kami sedang lapar kamipun mampir ke rest
area yang sudah tersedia di pinggir tol pada kilometer-kilometer tertentu.
Disini kami memesan cumi-cumi dan soto. Ibuku yang memesan soto itu merasa aneh
karena tidak biasanya nasi dan soto dicampur. Bau dari koya soto itu juga
menebar ke mana-mana tak seperti di Palembang yang hampir sama sekali tidak
terlalu tercium aroma koyanya. Kamipun menyantap makanan tersebut dengan
lahapnya. Dan setelah selesai kamipun kembali ke mobil dan melajukan perjalanan
kembali.
Malam itu merupakan malam pergantian
tahun baru, malam dimana sebagian umat merayakannya. Kami yang sedang berada di
jalan hanya sedikit melihat kembang api suaranya pun tidak terlalu terdengar.
Ini merupakan malam tahun baru yang biasa tak seperti biasanya. Malam tahun
baru yang hanya ditemani lampu jalan, lampu mobil dan lain sebagainya. Di jalan
terlihat tak banyak kendaraan yang berlalu lalang. Kemungkinan besar mereka
akan sedang merayakan tahun baru.
Di tengah perjalanan Kak Imam dan
Aku sibuk mengobrol tetapi akhirnya kami tidur juga. Sampai aku yang suka
terbangun melihat kalau jam sudah menunjukkan pukul ±00.09. Ya, sebuah malam
tahun baru yang kami lewati dengan sunyi. Dan sudah menunjukkan tanggal dimana
lembaran baru dibuka. Yaitu, 1 Januari 2017. Hari ini pun lembaran baru telah
dibuka dengan sambutan kota Tegal yang malam malam masih ada toko yang buka.
Sampai akhirnya aku memejamkan kembali mataku.
Pada pukul ±04.00 WIB kala fajar itu
aku terbangun lagi dan aku langsung melihat pemandangan di sebelah kiri dan kananku
kota inilah yang kusebut kota Yogya. Hingga tiba saatnya adzan subuh pun
berkumandang mataku masih ingin melihat pemandangan di Kota ini. Sampai
akhirnya kami melihat bangunan Lawang Sewu. Kami berhenti sejenak disini bukan
untuk masuk melainkan hanya melihat bangunan luarnya saja dari dalam mobil.
Lagian, bangunan ini belum buka kalau masih fajar.
Setelah puas, kamipun melanjutkan
perjalanan kembali dan menunaikan ibadah shalat shubuh di sebuah masjid. Inilah
perjalanan kami yang sebenarnya. Kami shalat di Masjid Baiturrahman Semarang.
Ternyata kota yang kusebut Yogya ini adalah Semarang. Ya, bagaimana mungkin
perjalanan ke Yogya menempuh waktu 8 jam. Paling tidak waktu tempuh dari
Bandara Halim Perdana Kusuma ke Yogyakarta ±9 jam 17 menit(menurut keterangan
google maps). Ternyata, kami melewati jalan atas untuk menuju ke kota Yogya
makanya kami berada dikota Semarang terlebih dahulu. Hitung-hitung disini juga
kami bisa melihat pemandangan yang indah dan menambah pengetahuan baru mengenai
kota ini walaupun hanya sedikit.
Kembali
lagi ke Masjid. Ternyata masjid ini mempunyai sejarah lho. Berikut ulasannya :
1. Masjid Baiturrahman
Semarang
Masjid Baiturrahman Semarang merupakan sebuah Masjid yang terletak
di Semarang, Indonesia. Masjid ini dibangun pada tahun 1968 dan selesai pada
tahun 1974.
Pembangunan Masjid Baiturrahman dimulai pada 10
Agustus 1968 dengan ditandai pemasangan tiang pancang untuk pondasi masjid
sebanyak 137 buah. Masjid diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 15 Desember
1974. Keberadaan masid ini hingga sekarang menjadi kebanggaan warga Semarang,
apalagi lokasinya berada di Simpang Lima yang merupakan pusat kota Semarang.
Bangunan masjid berbentuk limasan dan berdiri di atas lahan seluas 11.765 m2. Dengan
daya tampung Jama’ah sebanyak ±10.000. Saat ini Masjid Baiturrahman tidak hanya berfungsi seabgai tempat ibadah dan
wadah berkumpulnya umat, mealinkan juga pusat dakwah islam. Di kompleks
tersebut juga berkembang pesat lembaaga pendidikan TK-SD H isriati 1.
Uniknya Masjid ini
mempunyai tangga yang datar untuk naik ke Tempat Shalat perempuan dan tangga
datar inilah tangga yang menghubungkan antara tempat wudhu’ wanita dengan
tempat shalat perempuan. Tidak seperti biasanya pada masjid-masjid lain yang
tangganya naik turun menanjak. Lokasi Masjid ini hampir dekat dengan laut yang
menyebabkan rasa airnya agak sedikit asin. Dan anehnya juga Mukenah disini tidak
gratis melainkan disewa. Untung saja kak Bela membawa mukenah persiapan.
Jadinya, daipada kami harus menyewa, lebih baik kami memakai giliran mukenah
yan kami bawa. Sekalian buat menghemat uang.
Setelah selesai shalat kami pun
melanjutkan perjalanan kembali menuju Candi Borobudur. Tetapi, karena kami
belum mandi akhirnya kami mampir dahulu ke sebuah SPBU di wilayah Semarang ini
dan kami pun mandi disini. Setelah selesai, kami pun melanjutkan kembali
perjalanan, sambil melihat-lihat warung makan terdekat. Di perjalanan kami melihat
Gunung Merapi yang menyemburkan asapnya. Dan akhirnya kamipun menemukan rumah
makan terdekat. Kami pun memesan makanan yang ingin kami pesan dan kami santap.
Di rumah makan ini masakannya terasa manis di lidah kami. Karena biasanya di
Sumatera rasanya agak sedikit asin dari masakan khas Jawa. Khususnya masakan
Padang katanya semakin jauh dari Kota Padang rasa pedas dari masakan tersebut
akan semakin berkurang begitupun sebaliknya. Seperti disini yang masakannya
banyak yang manis. Setelah kami sudah menyantap semua makanan ini kami pun
melanjutkan perjalanan kembali. Ditemani jalan yang berkelok, pemandangan yang
indah, udara yang sejuk kami melanjutkan perjalanan menuju Candi Borobudur.
Siang harinya, kami pun akhirnya
sampai di wilayah Candi Borobudur. Tetapi saat sedang diperjalanan tiba-tiba
didepan mobil kami terjadi tabrakan antara 2 motor. Akhirnya, mobil kamipun
berhenti. Ayahku dan Supir bergegas keluar untuk melihat semua pengendara
tersebut dan alhamdulillah selamat. Lalu, seorang perempuan yang merupakan korban
dari tabrakan ini langsung dilarikan kepinggir jalan. Agar tidak terjadi yang
tidak-tidak. Ternyata, pengendara sepeda motor ini merupakan seorang perawat.
Setelah itu, kami pun melanjutkan
perjalanan kembali ke Candi Borobudur dan mencari tempat parkir mobil yang
layak. Dan beruntung bagi kami. Tempat parkir mobil kami berdekatan dengan
Indomaret sebuah toko yang menjual makanan, minuman dan kebutuhan lain. Kamipun
mampir kesini dan membeli makanan dan minuman untuk selama di perjalanan
menaiki candi. Setelah selesai memilih milih makanan barulah kami menuju wisata
candi. Dan seketika itu, para pedagang disekitar wilayah ini menjajakan
dagangannya. Dan kami pun tergiur dengan topi yang dijual disini. Akhirnya
ayahku mempersilahkan Kak Bela dan aku memilih
masing-masing sebuah topi. Ibuku dan Kak Imam menunggu didekat kami membeli
topi tersebut. Setelah selesai memilih dan akan membayar, Supir tersebut karena
orang Jawa pun berusaha untuk menawar harga topi tersebut. Setelah ditawar
tawar akhirnya harga tersebut pun diberikan harga yang murah. Akhirnya ayahku
pun membayar dengan harga yang sudah ditawar. Kami pun telah menghemat uang
dengan membeli topi ini.
Selanjutnya, kami melanjutkan
perjalanan kembali dan barulah kami masuk dalam wilayah candi. Sebelum kami
sampai kesana kami harus membayar tiket masuk dahulu dengan harga Rp10.000/orang.
Karena kami orang 6, ayahku pun membayarnya dengan jumlah uang Rp60.000,00.
Setelah selesai membayar, kami pun dipersilahkan mengunjungi situs Sejarah
Candi Borobudur ini. Dengan berjalan kaki kami pun berjalan menelusuri candi.
Dan, objek wisata yang kami kunjungi kedua ini mempunyai nilai sejarah juga
lho. Berikut ulasannya :
2. Candi Borobudur
Borobudur adalah sebuah candi
Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi
candi adalah ±100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat
Surakarta, dan 40 km di sebeelah barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa
ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an
Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Borobudur adalah candi atau
kuil buddha terbesar di dunia, sekaligus salah stau monumen Buddha terbesar di
dunia.
Monumen ini terdiri atas
enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnyaa terdapat tiga pelataran
melingkar, pada dindingnya dihiasi 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504
arca Buddha. Borobudur memiliki koleksi relief Arca Buddha terlengkap dan
terbanyak di dunia. Stupa utama terbesar terletak di tengah sekaligus
memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa
berlubang yang didalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam
posisi teratai sempurna dengan mudra ( sikap tangan ) Dharmachakra Mudra (
memutar roda dharma ).
Monumen ini merupakan model
alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan buddha sekaligus
berfungsi sebagai tempat ziarah untuk
menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan
kebijaksanaan sesuai ajaran buddha. Para peziarah masuk melalui sisi timur
memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini
searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga
tingkatan rana hdalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kamadhatu ( ranah hawa nafsu ), Rupadhatu (
ranah berwujud ), dan Arupadhatu ( ranah tak berwujud ). Dalam perjalanannya
ini peziarah berjalan melalui serangkaian lorong dan tangga dengan menyaksikan
tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir pada dinding dan pagar
langkan.
Menurut bukti-bukti sejarah,
Borobudur ditinggalkan pada abad ke-14 seiring melemahnya pengaruh kerajaan
Hindu dan Buddha di Jawa serta mulai masuknya pengaruh Islam. Dunia mulai
menyadari keberadaan bangunan ini sejak ditemukan 1814 oleh Sir Thomas Stamford
Raffles, yan gsaat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa.
Sejak saat itu Borobudur telah mengalami serangkaian upaya penyelamatan dan
pemugaran. Proyek pemugaran terbesar digelar pada kurun 1975 hingga 1982 atas
upaya Pemerintah Republik Indonesia dan UNESCO,
kemudian situs bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.
Borobudur kini masih
digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan, tiap tahun umat Buddha yang datang
dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di Borobudur untuk
memperingati Trisuci Waisak. Dalam dunia pariwisata, Borobudur adalah objek
Wisata Tunggal di Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan.
Kami pun berkeliling di Candi
Borobudur, melewati jalan utama untuk ke Puncak dan memutar ke jalan sebelah
kiri pada saat dipertengahan jalan. Disini kami melihat banyak sekali relief
relief yang terukir indah dan juga patung-patung yang tak berkepala. Entah
mengapa kepala arca Buddha tersebut bisa hilang.
Kami menaiki tangga demi tangga
yang menuju ke puncak. Hingga di tangga saat sebentar lagi akan sampai ke
puncak. Kami pun belok ke kanan untuk melihat-lihat pemandangan dari atas candi
ini.
Setelah selesai, kami pun tak
melanjutkan perjalanan lagi, dan malah berputar haluan menuju ke arah Jalan
keluar dari candi. Tetapi sebelumnya, kami mampir dulu di pohon dekat candi
borobudur itu berada. Disana, kami berfoto-foto, berteduh di bawah pohon yang
rindang dan melihat candi borobudur dari kejauhan. Karena kami telah puas,
kamipun akhirnya baru menuju ke jalan ke luar Candi Borobudur.
Saat diperjalanan, mataku terasa
hijau. Karena tumbuhan hijau yang lumayan banyak tumbuh dan pancaran sinar
matahari yang cerah menghiasi semuanya. Kami pun terus melanjutkan perjalanan
pulang kami. Tetapi, perjalanan ini terasa sangat lama. Bagaimana tidak, kami
disini juga harus melewati pasar-pasar yang menjual pernak-pernik dari
borobudur seperti, Gantungan kunci, Kalung, Sandal, Baju dan sebagainya ada
disini. Kami pun tak sedikit tergiur dengan dagangan disini. Sampai akhirnya
kami pun membeli sedikit oleh oleh dari sini.
Tak berapa lama kemudian,
jalan-jalanan terasa sedikit orang yang berjualan. Itu tandanya, jalan keluar
telah mulai akan terlihat. Sampai akhirnya, kami menemukan jalan keluar yang
benar-benar ada. Kami pun keluar dari situs candi ini dan menuju ke arah mobil.
Dan ternyata membutuhkan waktu yang agak lama juga untuk sampai ke parkiran
mobil kami tersebut. Walau akhirnya kami juga sampai di Parkiran mobil ini.
Selanjutnya, kami pun memasuki
mobil dan mobil kami pun menuju ke arah Kota Yogyakarta. Rencananya kami akan
ke Pantai Parangtritis. Tetapi, tidak tahu juga apakah kami akan memutar haluan
ke objek yang lain atau masih melanjutkan perjalanan kami ke pantai
Parangtritis. Dan saat di perjalanan, kamipun kelaparan. Akhirnya kami pun
mampir ke sebuah pondok yang menjual mie ayam, bakso dan sebagainya. Kami pun
memesan makanan yang akan kami santap masing-masing. Dan pesanan telah datang
waktunya kami menyantap makanan kami masing-masing. Seperti sebelumnya, rasa
masakan di sini terasa manis. Apalagi disini telah memasuki kawasan Provinsi
Yogyakarta dimana rasa masakannya akan lebih terasa manis dari pada kota kota
sebelumnya. Setelah selesai, ayahku pun langsung membayarnya dan kamipun
kembali menuju mobil.
Kamipun melanjutkan perjalanan
kembali. Sampai akhirnya kami telah tiba di pusat kota Yogyakarta kami pun
memutar haluan dengan berkeliling-keliling di sekitar sini. Setelah itu, karena
besok harinya kami harus segera pulang. Jadi, kami pun memutuskan untuk tidak
jadi pergi ke Pantai Parangtritis. Karena waktu tempuhnya yang memakan waktu 2
jam untuk kesana. Dan sekarang menunujukkan pukul 15.00 WIB yang menandakan
bahwa kami akan sampai kesana pukul 17.00 WIB. Akhirnya, kami pun menuju ke
sebuah tempat dimana pusat oleh-oleh khas Yogyakarta berada. Ya, itu adalah
Pasar Malioboro. Pasar dimana pusatnya oleh oleh terjual lengkap disini.
3. Pasar Malioboro
Pasar Malioboro adalah sebuah tempat pusatnya oleh-oleh Yogyakarta.
Disini menjual bermacam-macam. Baik itu makanan, pakaian dan lain-lain.
Letaknya yang berada di Jalan Malioboro ini memungkinkan banyak para pengujung wisata
berkunjung ke sini. Baik karena untuk ke pasarnya maupun hanya untuk sekedar
berjalan-jalan melihat suasana dan semua dagangannya.
Malioboro merupakan kawasan
perbelanjaan yang legendaris yang emnjadi salah satu kebanggaan kota
Yogyakarta. Penamaan malioboro berasal dari nama seorang anggota kolonial
Inggris yang dahulu pernah menduduki Jogja pada tahun 1811-1816 M yang bernama
Malborough.
Kolonial Hindia Belanda membangun
Malioboro di Pusat Kota Yogyakarta pada abad ke-19 sebagai pusat aktivitas
pemerintahan dan perekonomian. Secara simbolis juga bermaksud untuk menandingi
kekuasaan Keratobn atas kemegahan istananya yang mendominasi kawasan tersebut.
Untuk menunjang tujuan tersebut
maka selanjutnya kolonial Belanda mendirikan :
·
Benteng
Vredeburg ( didirikan pada tahun 1765. Sekarang
benteng tersebut dikenang menjadi sebuah museum yang dibuka untuk wisata
publik).
·
Istana
Kepresidenan Kolonial ( sekarang menjadi
istana Presiden Gedung Agung di Tahun 1832 M )
·
Pasar
Beringharjo, Hotel Garuda ( dahulu sebagai tempat
menginap dan berkumpul para elit kolonial ).
·
Kawasan
Pertokoan Malioboro ( menjadi pusat perekonomian
kolonial ).
Bangunan-bangunan bersejarah yang terletak di kawasan
Malioboro tersebut menjadi saksi bisu perjalanan kota ini dari masa ke masa.
Malioboro menyajikan berbagai aktivitas belanja, mulai
dari bentuk aktivitas belanja modern. Salah satu cara berbelanja di Malioboro
adalah dengan proses tawar-menawar terutama komoditi barang barang yang berupa
souvenir dan cenderamata yang dijajakan
oleh pedagang kaki lima yang berjajar di sepanjang trotoar jalan Malioboro.
Berbagai macam cenderamata dan kerajinan dapat kita dapatkan disini seperti
kerajinan dari perak, kulit, kayu. Kain batik, gerabah dan sebagainya.
Uniknya jika para wisatawan berkunjung kesini dan
Pasar Beringharjo harga yang semula souvenir tersebut misal Rp 50.000 jika
ditawar menawar bisa menjadi Rp 20.000 inilah yang merupakan kaunikan tradisi
dari wisata belanja di Malioboro, pembeli harus bisa tawar menawar.
Kawasan Malioboro dekat dengan obyek wisata sejarah
lainnya yang sangat banyak menyimpan cerita sejarah yang menarik. Setelah
berbelanja di Malioboro kita bisa meneruskan mengunjungi obyek wisata lain yang
jaraknya cukup dekat. Tempat dan obyek wisata tersebut seperti berwisata
arsitektur peninggalan kolonial Belanda dan wisata belanja tradisional lainnya.
Obyek wisata sejarah yang berdekatan dengan Malioboro seperti Keraton
Yogyakarta, Alun-Alun Utara, Masjid Agung, Benteng Vredeburg, Museum Sonobudoyo
dan Kampung Kauman.
Setelah selesai berkunjung kesini,
kami pun melanjutkan perjalanan kami yaitu ke Candi Prambanan. Mobil kami pun
melaju dengan mulusnya menuju ke sana. Hingga tiba saat diperjalanan adzan
maghrib pun berkumandang, dan mobil kami pun masih melaju dengan mulusnya
kesana. Akan Tetapi, setelah sampai disana kami kebingungan apakah kami harus
kesana atau tidak. Walaupun Candi Prambanan tersebut masih buka, dan karena
sedang maghrib. Akhirnya kamipun memutuskan untuk shalat di dekat objek wisata
tersebut. Setelah shalat kami pun pergi pulang ke kota Asal kami yaitu kota
Palembang. Ternyata, kami tidak jadi ke candi Prambanan. Walaupun demikian, aku
masih merasa senang karena bisa melihat candi tersebut dari kejauhan. Intinya
aku bisa melihat bagaimana bentuk sesungguhnya candi tersebut dengan mata
kepalaku sendiri. Walau akhirnya kami harus rela melepaskan semua ini.
Kamipun melanjutkan perjalanan
kembali, dan waktu demi waktu tak terasa hari sudah malam. Kami pun mampir
terlebih dahulu ke sebuah SPBU untuk berbelanja sedikit makanan dan
beristirahat sejenak disana. Tak membutuhkan waktu yang lama, setelah
beristirahat kami pun melanjutkan perjalanan kembali. Di jalan arah pulang ini
kami melihat bangunan-bangunan yang sedikit berbeda dengan kota Palembang.
Jalan yang tak terlalu diramai oleh para pengendara memudahkan kami untuk
melajukan mobil kami. Aku yang dari tadi sangat tidak ingin memejamkan mata
karena ini merupakan perjalanan pulang akhirnya tak sengaja terpejam tidur dan
walau aku tak tahu hal ini, pasti aku melewatkan sebuah momen yang indah di
jalan-jalan ini.
Sampai akhirnya di sebuah tempat,
mobil kami berhenti. Aku yang terbangun saat mobil ini telah berhenti melihat
seorang supir kami yang tertidur pulas. Begitu juga dengan Ayah, Ibu, Kak Imam
dan Kak Bela. Aku yang memang suka terbangun saat di pagi hari tersebut merasa
khawatir. Bagaimana tidak, katanya kami akan sampai di Jakarta pagi hari ini.
Ternyata, kami saja belum melewati jalan Tol yang menghubungkan kabupaten Tegal
dan Jakarta.
Akhirnya, waktu demi waktu satu
persatu anggota keluargaku terbangun. Saat Kak Bela bangun aku menanyakan
bahawa saaat itu sedang menunjukkan pukul berapa. Ternyata, waktu telah
menunjukkan pukul ±04.00 WIB. Ya, bagaimana mungkin kami sampai di Jakarta pagi
hari ini paling tidak kami sampai ke sana saat siang hari. Itupun jika
perjalanan yang kami lalui lancar.
Berikutnya, di dalam mobil kami
sangat merasa khawatir hal ini menimbulkan keberisikan di dalam mobil. Hingga
akhirnya sang sopir pun terbangun mendengar hal ini dan langsung tersadar bahwa
ia akan melajukan mobilnya ke arah tujuan kami. Lalu, mobil pun dilajukan
kembali. Dan jalan-jalan pun kami lewati dengan biasanya. Seperti saat
berpergian, disini kami melihat bukit dan gunung yang dipenuhi oleh pohon-pohon
nan hijau. Udara yang sejuk membuat kami sangat terpukau dengan keindahan ini.
Tak sedikit di persimpangan jalan kami temui tugu-tugu peringatan. Bukan
berarti peringatan mengenai lalu lintas, melainkan mengenai sejarah kota yang
dilalui tersebut.
Beberapa jam kemudian saat hari
telang menjelang waktunya pagi, Perjalanan pun lancar dengan biasanya. Di
pinggir-pinggir jalan memang terdapat beberapa rumah makan Padang. Sayangnya,
beberapa rumah makan tersebut tidak buka. Kami merasa lapar, hingga akhirnya
sebuah rumah makan pun terbuka dengan berbagai persediaan lauknya dan kamipun
mampir di rumah makan Padang ini. Kami pun mulai memesan makanan yang akan kami
santap masing-masing. Tetapi, saat aku akan memesan dendeng ternyata dendengnya
belum masak. Akhirnya, dengan terpaksa aku pun memesan rendang disini. Beda
halnya dengan di tempat tempat makan sebelumnya, masakan disini tidak terlalu
manis. Aku yang sangat merasa lapar tersebut pun tak segan-segan menambah porsi
makananku. Dengan lahap kami pun menyantap makanan ini sampai habis. Ayahku pun
membayarnya. Perjalanan kami pun dilanjutkan kembali.
Saat di perjalanan ayahku
menanyakan jika kami mau ke Taman Wisata Air Panas Guci Tegal atau tidak.
Kebetulan saat itu kami belum mandi, aku pun mengatakan jika ingin kesana walau
waktu untuk berjalan tinggal sedikit tersisa. Lalu kami pun masuk ke sana
dengan melewati sebuah gerbang menuju ke sana. Disini kami harus membayar tiket
masuk terlebih dahulu. Setelah selesai membayar kami pun dipersilahkan masuk
mengunjungi wisata ini. Dengan melewati jalan-jalan yang mulus dengan jurang di
sampingnya yang curam kamipun berangsur-angsur melihat tulisan “ Taman Wisata
Air Panas Guci Kab. Tegal” yang tertulis di sebuah puncak entah itu puncak
gunung atau bukit. Hal ini menandakana bahwa sebentar lagi wisata ini akan kami
kunjungi. Ternyata benar tak lama kemudian pun kami langsung mencari sebuah
tempat parkir mobil yang aman. Dan ketemulah sebuah tempat parkir itu.
Tak disangka, ternyata para
pengunjung lain sudah lebih dahulu tiba disini dilihat dari banyak mobilnya.
Disini juga terlihat beberapa villa dengan nama yang tertulis di sebuah papan. Tak
hanya itu, saat kami sedang melalui jalan ini para pedagang menjajakan berbagai
jajanannya. Oleh-oleh dari sini seperti pakaian pun tak lepas dari pedagang.
Anehnya, aku melihat seorang pedagang sedang mengolah sebuah hewan untuk
dijadikan satai yang lain dari biasanya. Bukan ayam, kambing ataupun sapi.
Melainkan kelinci. Ya, disini saat kutelusuri memang banyak para pedagang yang
menjual satai kelinci. Aku pun bertnaya kepada Kak Imam apakah satai kelinci
ini halal atau tidak. Menurutnya satai kelinci ini halal. Tapi aku masih tidak
percaya lalu aku bertanya kembali apakah benar. Kata Kak Imam untuk apa coba
para penjual tersebut menualnya jika tidak halal. Aku pun langsung terdiam.
Lalu, kami pun melanjutkan
pderjalanan kembali dan sampailah kami di Taman Wisata Air Panas Guci. Seperti
sebelumnya kita telusuri dulu wisata ini.
4. Taman Wisata Air Panas
Guci Tegal
Taman Wisata Air Panas Guci Tegal merupakan
obyek wisata terkahir yang kami kunjungi. Obyek wisata ini berada di Desa Guci kecamatan
Bumijawa Kabupaten Tegal. Memiliki luas 210 Ha, terletak di kaki Gunung Slamet
bagian utara dengan ketinggian±1050 meter. Disini kita dapat menikmati berbagai
fasilitas pada umumnya disini ada kolam renang yang diisi oleh air hangat alami
tersebut, disini juga kita bisa mendaki gunung ini, dan Aliran air hangat ini
dapat dialiri melalui keran air disana. Air disini awalnya berasa panas ditubuh.
Tetapi, jika sudah terbiasa bukan panas yang terasa melainkan hanya hangat.
Obyek wisata ini terus menerus di kunjungi oleh para wisatawan karena air
hangatnya yang menjadi ciri khasnya. Begitulah penjelasan singkat dari obyek
wisata ini yang saya ketahui.
Selanjutnya, saat kami ingin
memasuki kolam renang hangat, ternyata sudah banyak dipenuhi oleh para
pengunjung. Manalagi ayah dan sopir sedang ke WC dan kami juga ditanyai ada
uang kebersihannya juga. Lalu, ayah menghampiri kami dan berkata jika kami
mandi di kamar mandi saja karena kami juga akan mengejar waktu untuk pulang.
Aku yang sudah senang saat hendak berenang ternyata tidak jadi. Dengan perasaan
kecewa aku pun mandi disana.
Awalnya air ini terasa panas dan
mengeluarkan asap saat keran tersebut dibuka, tetapi jika sudah terbiasa dan
lama air ini perlahan lahan akan menjadi hangat dan berkurang asap yang
keluarnya. Air ini walaupun panas bisa menyegarkan dan membersihkan tubuh kami.
Walaupun akhirnya juga kami harus sedikit kepanasan.
Setelah semuanya selesai mandi
kami pun membereskan semua perlengkapan kami dan kembali menuju mobil. Lalu
perjalanan pun dilanjutkan dengan melewati lagi jurang yang curam kami saat
menuju keluar obyek wisata ini. Setelah keluar dari obyek wisata ini kami
beretmu dengan salah satu pemandangan sawah yang sangat indah, kami pun keluar
dari mobil dan berfoto-foto disini. Lalu ayahku melihat ada orang yang menjual
nanas lalu ayahku pun membelinya dan memanggil kami kesana. Ternyata ada sebuah
bangunan rumah bagus dan pagar yang indah dengan sedikit awan kabut didekatnya.
Kami pun tak segan-segan mampir ke sini. Dan berfoto-foto lagi. Dan masuk ke
halaman rumah orang tersebut dengan izin dari orang yang tinggal di rumah itu.
Setelah selesai, kami pun masuk
mobil kembali dan melanjutkan perjalanan pulang. Dan perjalanan pun dilanjutkan
kami pun melewati berbagai pemandangan indah disini. Setelah berjam-jam didalam
mobil tiba-tiba ada sebuah mobil dari arah lain yang tak sengaja menyenggol
kaca spion mobil kami. Dan kaca spion yang disenggol mobil tersebut akhirnya
pecah. Tetapi, supir ini tidak marah bahkan mengejar mobil itu. Ia malah tetap
melanjutkan mobil ini. Pikir kami Orang di Jawa sangat berbeda dengan orang di
Sumatera karena sangat sabar dengan masalah seperti ini.
Perjalanan dilanjutkan kembali dan
tak terasa kami pun telah memasuki jalan tol kalau tidak salah panjang jalan
tol yang aku lihat pertama kalinya dari kabupaten tegal ialah 264 km. Ternyata,
cukup jauh untuk menempuhnya. Dan perjalanan pun tetap dilanjutkan. Satu
kilometer bagiku tidak terasa lamanya karena mobil yang dilajukan ini juga
cepat dan jalan tol yang lancar. Saat di tengah perjalanan kebetulan saat itu
masih waktu dzuhur akhirnya kami pun mampir ke sebuah rest area disana dan kami
tunaikan shalat kami disana. Setelah selesai kami pun melanjutkan perjalanan
kembali.
Tiba-tiba masalah lagi datang
yaitu kami bingung bagaimana kami pulang menuju ke Palembang karena tiket
pesawat dan tiket Bus pun belum kami pesan. Karena harga tiket pesawat yang
tergolong mahal, akhirnya kami memutuskan untuk mencari bus saja. Dan dalam
waktu beberapa jam kami pun berhasil melintasi jalan tol ini dan tiba di
Jakarta. Saat di Jakarta kami langsung mencari pusat pusat bus antar provinsi.
Tetapi, apa boleh buat. Semua tiket bus yang sudah kami cari semuanya sudah
penuh habis total. Untung saja sopir ini memiliki hati yang baik dia pun
bersedia mengantar kami menuju pelabuhan mencari bus yang lewat disana.
Lalu kami pun melanjutkan
perjalanan kembali melewati jalan tol menuju pelabuhan. Hingga tak
disangka-sangka saat menjelang maghrib kami pun tiba di pelabuhan. Ayahku dan
Sopir mencari-cari bus disekitar pelabuhan ternyata ada satu bus yang masih
mempunyai satu bangku kosong. Apa boleh buat, karena Cuma satu akhirnya kami
pun tidak jadi menaiki bus itu. Lalu kami hanya bisa pasrah dan rasanya ingin
kembali saja ke Jakarta dan memesan tiket pesawat. Tetapi, rencana kami ini
tidak jadi karena ada rumah makan Padang yang kebetulan dekat dengan pelabuhan
disana yang kebetulan kami sedang kelaparan. Kami pun melihat-lihat bus yang
lewat di depan sana sembari menyantap makanan. Sampai kami telah ahbis
menyantap makanan itu dan setelah membayarnya. Bus-bus yang kami lihat ternyata
sudah penuh. Untunglah sebuah pasar kecil Indomaret ada disana kami pun mencari
loket pencarian kereta api. Tetapi ternyata tidak ada. Akhirnya, kami pun
keluar dari Indomaret dan mencoba mencari bus lagi dengan melihat di pinggir
jalan. Dan akhirnya alhamdulillah bus pun kami temui. Kami[pun menaiki bus
tersebut dhingga sampai ditujuan kota kami yaitu Kota Palembang.
BAB 3
Penutup
A. Kesimpulan
Indonesia mempunyai berbagai macam
wisata yang jarang kita ketahui dimana keberadaannya. Kita takut jika
wisata-wisata ini tidak dilestarikan oleh para penduduk. Jadi, kita harus menja
dan melestarikannya sebagai warga Negara Indonesia yang baik. Seperti pahlawan
yang rela merelakan setetes darahnya demi Negara Indonesia.
B. Saran
1.
Sebaiknya sebelum berpergian rencanakanlah jadwal kepergiannya terlebih dahulu
karena kalu tidak hal ini akan menimbulkan kekacauan.
2. Kita harus selalu bersabar dalam menjalani hidup karena jika tidak misalnya
tujuan kita sebentar lagi tercapai dan kita putus asa kembali lagi ke awal dan
tidak kita ketahui juga apakah jalan seterusnya itu merupakan tujuan kita atau
bukan.
dsb.