Selasa, 21 April 2020

Percapakan 3 orang Bahasa Indonesia tema menolong orang lain

Di Koperasi
Obi                  :Ibu, ada kamus bahasa inggris ?
Ibu Koperasi    : Oh tentu. (Mengambil dan langsung menjulurkan kamusnya ke arah Obi) Ini dia.
Obi                  : Baik bu. Ngomong-ngomong berapa harganya ?(sambil memgang kamus)
Ibu Koperasi    : Rp 20.000,00 saja.
Obi                  : (Menjulurkan Uang) Makasih Buk.
Ibu Koperasi    : (Mengambil Uang dari tangan obi yang dijulurkan) Sama-sama.

            Obi pun bergegas menaiki anak tangga kembali sambil membuka kamus barunya. Dia ingin pergi ke kelasnya dan kebetulan kelasnya berada di lantai atas. Tetapi, saat di tengah perjalanan. Detakan langkahnya terhenti. Dan langsung memikirkan suatu hal.

Obi                  : Kamus ini baru bagaimana jika aku buat namaku saja sebagai tanda pengenal kamus? Oke. Baiklah. Akan kulakukan.

Kebetulan disamping kelas XI.IPS 2 yang sedang dilewatinya ada sebuah loker . Loker tersebut milik seluruh anak kelas ini dan juga teman seangkaytan mereka. Loker ini berada di luar dan di samping loker tersebut terdapat juga cermin. Kebetulan juga anak XI.IPS 2 semuanya sedang istirahat dan ruang kelas kosong hampa.

Obi                  : Eh, tempat ini sangat pas untuk aku jadikan tempat menulis sementara (matanya tertuju pada                           loker yang tanpa ia sadari ada cermin disebelahnya.)

Dia pun langsung menuju atas loker yang paling atas dan dia mencoba menulis disitu.      
Obi                  : (Sambil mengeja) O bi Bri li an Si dik. Selesai. Nah, ini pasti memudahkan teman-teman                                     memahami bahwa itu kamusku(sambil memegang kembali buku). Dan sekarang.... Eh, ada                   cermin. Mumpung lagi tidak ada orang disini. Aku merapikan pakaianku dulu.(Bergegas                         mengembalikan ke tempat semula kamusnya).
Dia pun merapikan pakaiannya yang sebenarnya sudah rapi. Tapi apa boleh buat. Di memang orang yang perapi. Beberapa menit kemudian....
Obi                  : Selesai deh. Waktunya kembali ke kelas.(berjalan ke kelasnya tanpa melihat bahwa kamusnya tertinggal)

2 Orang kakak kelas 12 kebetulan sedang berjalan disana.Mereka memerhatikan adik-adik kelas mereka yang sedang beristirahat. Karena kebetulan mereka berdua sedang berpuasa sunah.
Triya                : Tunggu ya. Aku mau ngambil buku dulu (bergegas ke arah loker)
Dila                 : Silahkan, lagi pula aku juga mau bercermin sebentar.

Dila pun berkaca sedangkan triya masih mencari buku yang akan ia ambil. Beberapa menit kemudian dila telah selesai terlebih dahulu. Dan Triya masih mencari.

Dila                 : Triya, sudah dapat belom bukunya?
Triya                : Tunggu. Ini udah ada. Tapi keselip bukunya.

Dila sambil merhatikan pakaiannya sekali lagi. Dan di samping cermin tersebut ia melihat sebuah kamus bahasa inggris. Dan dila bergegas mengambilnya.

Triya                : Akhirnya, dapat juga. (Sambil memeluk bukunya)
Dila                 :Triya, ini ada sebuah kamus bahasa inggris. Dan belum ku tahu  siapa yang punya.
Triya                : Coba kamu buka halaman pertama.
Dila                 : (membuka dan mulai membaca) Milik Obi Brilian Sidik. Ini punyanya si Obi. Tapi yang mana siswa bernama Obi disini. Aku tidak pernah dengar.
Triya                : Iya aku juga. Kalau anak loker disini bukan. Aku hafal betul siapa saja pemilik loker disini. Dan                   tadi pagi aku ke sini. Kamus ini tidak ada.
Dila                 : Dan di anak loker IPA juga tidak mungkin. Karena aku sering memrhatikan setiap nama pemilik loker yang terpampang di sana.
Triya&Dila      : Lalu siapa?
Dila                 : Bagaimana kita cari tahu nama siswa disini kan banyak?
Triya                : Semua siswa  punya bad nama. Dan kita cari tahu lewat nama tersebut.
Dila                 : Ide yang baik.
Triya                : Petunjuk pertama, orang tersebut sedang berada di area sekitar ini dan muka cemas dan bukan merupakan siswinkelas 11 dan 12.
Dila                 : Misi dimulai.

Dila & Triya pun menelusuri jalan kelas 10. Dan dia selalu memerhatikan nama siswa dambil menyapa Hai.
Triya&Dila      : Hai.
Other               : Hai..

Triya                : Dil. 10 menit lagi kita masuk lho bagaimana ini?
Dila                 : Terus cari sesuai petunjukmu.

Di tengah perjalanan. Ada seorang siswa dengan muka cemas menuju ke arah kelas 11 lagi. Dila dan Triya pun merasa asing. Ia bejalan terlalu cepat sehingga mereka tak sempat membacanya. Tetapi, Dila pun memberanikan diri menanya.

Dila                 : (memutar badan)ehem ehem Hai.. Kamu..
(Obi masih berjalan tanpa sadar. Triya pun ikut membalikkan badan.)
Dila                 : Hai kamu yang sedang menuju kelas 11 ada apa gerangan?
Obi pun langsung menoleh.
Obi                  : Mmm. Itu. (sambilseperti yang ada ingin dikejar).
Triya                : Itu apa ? Ngomong ngomong siapa namamu dan kelas berapa soalnya mukamu tampak asing disini.(Triya tak melihat namanya karena tertutup tengannya yang sedang bersilah)
Obi                  :tidak apa-apa kak(sambil menutupi masalahnya) perkenalkan Namaku Obi Brilian Sidik biasa dipanggil Obi kelas 10.MIPA 2 . disini aku baru 3 hari kak, sebelumnya aku sekolah di PP. Insan Mulia. Jadi kakak wajar sangat asing meihat wajahku. Bagaimana dengan kakak ?
Triya                : Oh PP. Insan mulia.. kok kamu tau langsung manggil kakak? Kan kita belum kenal? wajar sih kamu terlihat asing. Baiklah perkenalkan nama kakak Triyanda Nurrahmah panggil saja kakak Triya kakak kelas 11.IPA 2 dan ini teman kelas kakak namanya Fadhilah nur Utami panggil saja dia Kak Dila kelas 11.IPA 2.
Dila                 : Hai dek Obi.(sambil senyum)
Obi                  ((membalas) Iya.
Obi                  : Tidak kak Triya, Di PP sana kita emang udah diajarin menggil semuaorang dengan kata kakak kecuali guru ya tetap guru.
Triya                : oo begitu
Dila pun menyenggol tangan triya. Triya menggeleng.
Dila                 : Dek, mukamu terlihat cemas. Apa yang sedang kamu cari?
Obi                  : Iniloh kak dila aku tadi kan baru beli kamus bahasa inggris trus aku tadi bercermin di kelas 11 IPS. Nah waktu aku balik, kamusnya gak ada di tangan. Jadi aku mau ngecek ulang kali aja ketinggalan disana.
Dila                 :ooo kamus. Emang kamu tidak punyasebelumnya?
Obi                  : Disana kan asrama kak. Nah jadi kalau mau nyari kamus pinjam saja ke perpustakaan. Saat pelajaran juga boleh. Jadi ya. Gak nyediain gitu.
Triya                : Yang ini bukan? (sambil menunjukkan ke arah Obi)
Obi                  : Boleh aku lihat kak?
Triya               : Silahkan .. ( sambil menjulurkan kamus kearah Obi)

Obi                  : (mulai membuka) benar sekali kak. Kak Triya nemuin ini dimana?
Triya                : Bukan kakak, tapi kak dila yang nemuin.
Dila                 : Kakak nemu itu diatas loker IPS seangkatan kakak. Kebetulan tadi lewat sana.
Obi                  : Hhe.. iya kak dila. Makasih banyak ya kak udah nemuinnya. Untung aja ketemu kalo tidak bisa dihukum nih mana habis ini pelajarannya.
Dila                 : Iya. Sama-sama lain kali hati-hati ya. Kalo ketahuan guru bisa dihukum lho.
Obi                  : Iya kak makasih banyak ya...
Triya& Dila     : Sama-sama.

Dila                 : Triya, 5 menit lagi masuk. Balik ke kelas yuk.
Triya                : Ayo.
Dila                 : Dek Obi, kami pulang ke kelas dulu ya. Wassalam.
Obi                  : Walaikumsalam.

Triya & dila pulang ke kelas kembali.
Obi                  : (Setengah teriak) sekali lagi makasih banyak kak.

Triya dan dila  : Alhamdulillah Misi berhasil.

Laporan Perjalanan selama Liburan


Nama                         :    Triyanda Nurrahmah
Kelas                          :    IX.1
Mata Pelajaran         :    Bahasa Indonesia
Guru Pembimbing   :    Erna Rossa, S.Pd
Tugas
Buatlah laporan perjalanan selama liburan kemarin !

 








Laporan Perjalanan Selama Liburan
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Pada akhir tahun sudah sewajarnya kita tahu alasan pemerintah meliburkan pegawai dan para pelajar. Selain karena lelah dan telah menerima raport, hal ini juga akan menjelang hari natal dan tahun baru juga libur nasional. Biasanya masyarakat menyebutnya dengan libur panjang, atau menutup lembaran lama dan membuka lembaran baru.
Pada saat ini juga biasanya masyarakat tertentu mengisi waktu luangnya untuk menyegarkan otak melalui liburan, baik itu liburan ke luar kota, ke luar negeri atau hanya di dalam kota tersebut. Sebenarnya tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri hanya untuk berliburan. Selain harga tiket dan barang-barangnya yang lebih mahal, tentunya kekayaan wisata di Indonesia juga lebih indah. Lihat saja, banyak turis dari mancanegara datang ke Indonesia hanya untuk melihat kekayaan-kekayaan wisata dan budaya di Indonesia, misalnya di Provinsi Jawa tengah dan D.I Yogyakarta.
Seperti kita ketahui Provinsi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta merupakan kota sejarah keduanya sama-sama menjadi saksi sejarah Indonesia buktinya banyak bangunan bersejarah berdiri disana, seperti Candi Borobudur, Lawang Sewu dan lain sebagainya. Tidak hanya tempat wisata sejarah kedua Provinsi ini juga mempunyai wisata yang berkaitan erat dengan Ilmu Pengetahuan, rekreasi dan Pusat Perbelanjaan. Kami mengunjungi beberapa tempat yang menarik bagi kami yaitu Semarang, Magelang, Yogyakarta, dan Tegal. Kami berliburan ke sini dalam rangka untuk mengisi waktu luang dan menyegarkan otak yang penat setelah satu semester bekerja dan belajar.
Liburan ini dilakukan pada tanggal 31 Desember 2016-3 Januari 2017. Adapun tempat wisata yang kami kunjungi yaitu Masjid Baiturrahman Semarang, Candi Borobudur, Pasar Malioboro dan Taman Wisata Air Panas Guci. Selain itu, liburan ini dimaksudkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman terhadap segala kemajuan Ilmu Pengetahuan dan arena rekreasi.

B. Tujuan
1. Untuk menambah wawasan
2. Untuk mengetahui sejarah beberapa objek wisata di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta
3. Untuk mengetahui beberapa objek wisata di jawa Tengah dan DI Yogyakarta
C. Manfaat
1. Dapat menambah wawasan;
2. Dapat memberi pengalaman baru;
3. Dapat mengetahui sejarah beberapa objek wisata di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta; dan
4. Dapat mengetahui beberapa objek wisata di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.

















Bab II
Pembahasan
A. Waktu
    
Perjalanan ini dilaksanakan pada :
      Hari           :           Sabtu - Selasa
      Tanggal     :           31 Desember 2016 - 3 Januari 2017
      Jam            :           18.00 WIB – 15.00 WIB
B. Obyek
Ada beberapa tempat yang kami kunjungi, diantaranya :
1. Masjid Baiturrahman Semarang
2. Candi Borobudur
3. Pasar Malioboro
4. Taman Wisata Air Panas Guci
C. Biaya
Biaya untuk melakukan perjalanan ini adalah sebesar Rp 7.422.000,00. Yang terdiri dari :
1. Transportasi
    - Tiket Pesawat Terbang                        :     Rp 1.642.000,00
      
à Palembang-Jakarta
    - Rental Mobil                                        :     Rp 2.000.000,00
       
à Jakarta-D.I Yogyakarta
      
à D.I Yogyakarta-Merak
    - Bensin (BBM)                                     :     Rp    650.000,00  
      
à Jakarta-D.I Yogyakarta
      
à D.I Yogyakarta-Merak
    - Biaya naik bus ALS                            :     Rp 1.000.000,00
      
à Merak-Palembang
    - Tol dan Parkir                                      :     Rp    500.000,00
2. Makan dan Minum Selama 3 hari          :     Rp 1.450.000,00
3. Masuk Objek Wisata                              :     Rp    180.000,00
    - Candi Borobudur
    - Taman Wisata Air Panas Guci Tegal
     Total Biaya Keseluruhan                           :     Rp 7.422.000,00
D. Perjalanan dan Hasil Perjalanan
                 Perjalanan Singkat yang Menambah Pengalaman Baru

            Dua minggu yang lalu, kami sekeluarga akan berliburan ke Yogyakarta dengan menggunakan pesawat. Sebelum kami berpergian, kami mempersiapkan pakaian dan kebutuhan lain untuk dibawa seperlunya. Setelah semua pakaian dan kebutuhan kami telah siap, barulah kami mandi. Tak membutuhkan waktu yang lama untuk mandi beberapa saat kemudian kami telah selesai. Kami pun bersiap-siap memakai baju lalu setelah siap semua tas, koper dan kebutuhan lainnya kami angkutkan ke mobil pribadi kami. Karena lokasi bandara yang berada di Kota Palembang akhirnya kami berangkat ke Palembang. Dengan tujuan untuk berliburan ke Yogya menggunakan pesawat dan jika waktu masih ada kami juga akan ke Apotik Adhitia untuk memeriksa kembali telinga ibuku.
            Saat mobil sedang berjalan mulusnya, tiba-tiba ayahku menyuruh Kak Bela untuk mencari harga tiket pesawat terbaru di Traveloka. Aku yang saat itu sudah mengira jika kami berangkat hari itu langsung terkejut. Bagaimana tidak, karena semua perlengkapan kami sudah dibawa semuanya. Bagaikan kami akan berangkat hari itu juga. Ternyata, hanya aku yang merasa terkejut saat itu. Ayah, Ibu dan Kak Bela telah mengetahui sebelumnya. Mana lagi, harga tiket pesawat tersebut sudah tergolong mahal. Hal ini berkemungkinan besar tidak akan jadi pergi.
            Selang beberapa waktu, harga tiket pesawat itu dicari lagi. Bukannya malah menurun tapi malah melambung tinggi. Ayahku pun memutuskan untuk melajukan mobil lebih cepat lagi guna mencari tiket pesawat yang ada di loket-loket terdekat di Palembang.
            Waktupun terus berlalu, hal ini tidak memungkinkan mendapat tiket pesawat yang lebih murah disana. Lagian, hari itu telah akan menjelang isya’. Kesempatan untuk mencari tiket pun telah pudar. Dengan perasaan sedikit kecewa, kami memutuskan untuk tidak jadi pergi.
            Karena masih ada waktu untuk berobat, ayahku pun memutar haluan menuju tujuan kami yang lainnya yaitu ke Apotik Adhitia sebuah apotik yang terletak di Jalan Radial Palembang. Disini tidak hanya menjual obat-obatan, melainkan juga tempat praktek dokter. Praktek Dokter disini ada bermacam-macam mulai dari spesialis mata, spesialis THT, spesialis kulit, spesialis penyakit dalam dan sebagainya. Kami disini mencari dokter THT karena untuk memeriksa kembali telinga ibuku yang sakit. Sebenarnya,  rencana kami pergi ke Palembang tidakhanya karena ingin pergi ke Yogya melainkan juga untuk berobat jika waktu masih dapat dikejar. Dan bukan merupakan rencana dadakan. Setelah kami sampai di Apotik Adhitia ibuku pun langsung mendaftar dan tak berapa lama kemudian dipanggil untuk menuju ruangan. Hanya beberapa saat, ibukupun keluar dari luar ruangan tersebut dan meminta resep obat. Lalu, kamipun yang sedang kelaparan itu langsung menuju mobil mencari tempat makan. Dan sebuah tempat makan yang sederhana pun kami temui, lokasinya berada di depan Matahari Department Store jika dari samping. Walaupun sederhana, makanan ini sangatlah enak. Sayangnya disini hanya menjual sop dan tidak menjual soto. Sebenarnya ada lagi makanan yang dijual disini tetapi selain tidak dapat menuliskannya satu per satu saya juga tak banyak mengetahui jenis makanan disini. Kamipun memesan makanan yang ingin kami santap masing-masing. Selang beberapa waktu, pesanan telah datang dan waktunya kami santap. Setelah makanan yang kami pesan tersebut habis ayahkupun langsung membayarnya. Berikutnya, kami menuju mobil lagi dan melajukan mobil ke rumah nenek yang ada di Plaju. Setelah sampai disana kamipun beristirahat dan akhirnya kami menginap disana.
            Keesokan harinya, saat sedang siang kala itu. Kamipun berpamitan untuk pulang ke rumah. Aku merasa kecewa karena perjalanan kami tidak jadi dan juga hari itu merupakan hari terakhir di tahun 2016. Otomatis, saat sedang perayaan tahun baru kami berada di rumah, pikirku. Kami pun pulang dengan mobil pribadi kami. Tiba-tiba saat di perjalanan, ayahku menanya jika kami akan pergi ke mana Bangka atau Jakarta. Kak Bela dan aku sepakat untuk ke Bangka karena 3 hari lagi aku akan mulai masuk sekolah. Akhirnya, ayahku menjumpai perkumpulan Bus Damri dan menanyakan kapan keberangkatan kapal itu hari ini. Ternyata setelah ditanya pada pukul 17.00 WIB sore itu. Dan saat itu sedang pukul 14.30 WIB kemungkinan besar kami tidak bisa menaiki kapal itu karena saat itu juga sedang arus balik.
            Ayahku pun pergi meninggalkan tempat itu dan kembali menuju mobil. Saat sedang di perjalanan ayahku melajukan mobilnya menuju ke arah bandara dan menyuruh kak bela mencari tiket pesawat hari itu yang paling murah. Dan ketemulah tiket pesawat yang paling murah. Ayahku dan kak Bela sibuk memegang gadget dan mengisi formulir pendaftaran itu. Setelah selesai kamipun mencari tempat dimana lokasi ATM BNI berada disana. Akhirnya kami menemukan lokasi ATM tersebut, dan kami mencoba untuk membayarnya. Karena itu baru pertama kali memesan tiket secara online kami kebingungan bagaimana cara menggunakannya. Kami terus-menerus mencoba dan selalu gagal. Kak Imam yang sepertinya sudah letih tersebut pun keluar dari ATM lebih dulu. Tak berapa lama kemudian, Kami pun menyusul keluar dari ATM tersebut dan mencari informasi lebih lanjut mengenai pembayarannya. Ternyata setelah dicari-cari kami memang salah mengklik tombol. Sekarang giliran aku yang kewalahan. Aku pun tidak ingin masuk ke ATM lagi. Ibuku yang memang dari tadi menunggu di luar langsung kudekati. Ayahku dan Kak Bela memasuki ATM itu lagi dan  mencoba melakukan instruksi tersebut. Ternyata setelah dicoba berhasil. Tiket pesawat pun berhasil kami pesan. Jadi, hanya ayah dan Kak Bela di dalam ATM. Selang beberapa menit, Ayah dan Kak Bela pun keluar dari ATM. Di tangan ayah kulihat ada struk pembayaran tiket yang digenggamnya. Ini menandakan bahwa kami memang akan pergi ke Yogya.
            Pesawat yang akan kami naiki ini adalah pesawat citilink dengan nomor penerbangan QG 113 yang akan berangkat pada pukul 18.00 WIB di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Karena saat itu masih pukul 15.30 WIB kamipun mampir dulu ke tempat bibi di Kebun Bunga. Yang jaraknya ke bandara tidak cukup jauh. Disana kami bersiap-siap mengecas hp, mandi dan lain sebagainya. Sampai akhirnya semua sudah siap pukul 17.30 WIB pun kami berangkat ke bandara dan tiba pada pukul 17.45 WIB di Bandara itu. Disana dilakukan pemeriksaan ketat baik hp, koper, barang bawaan dan diri kita sendiri dicek dengan scanner. Sampai akhirnya semua pemeriksaan telah selesai kami pun dipersilahkan untuk naik menunggu panggilan para penumpang pesawat QG 113 untuk naik. Tak berapa lama kemudian, seluruh penumpang dipanggil itu naik pesawat. Dan kamipun menaikinya.
            Saat kami masuk dan pesawat itu akan segera berangkat banyak bangku penumpang  yang kosong. Tak seperti biasanya begini. Tetapi kami ingat bahwa malam itu akan menjelang tahun baru dan bukan merupakan puncak arus balik. Tak lama kemudian, pesawat ini pun diberangkatkan saat pesawat ini hendak menaik kepala ku terasa pusing. Tetapi perlahan-lahan rasa pusing itu hilang. Dan muncul kekagetan bagiku yaitu melihat sebuah petir mengkilat yang ada di awan. Aku takut jika petir ini akan menyambar pesawat ini. Lalu aku memegang tangan Kak Bela yang dari tadi duduk santai kata Kak Bela bacakan saja surah-surah pendek al-qur’an dalam hati. Lalu aku pun membacanya.
            Selang beberapa menit pesawat itu tidak lama lagi dikabarkan akan mendarat. Ayahku pun menanya mau ke Jakarta atau ke Yogya.  Kak Bela berkata “yogya yogya” dan aku hanya “terserah”. Jawabanku yang singkat itu memiliki banyak arti salah satunya yaitu menurut saja apa yang akan dilakukan. Sampai akhirnya pesawat kami tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma seluruh penumpang pun dipersilahkan untuk keluar. Kamipun keluar mengikuti jalan ayah dan menuju tempat pengambilan bagasi. Tak membutuhkan waktu yang lama semua bagasi yang kami bawa pun telah terambil semua. Lalu, kami pun menuju keluar bandara dan tiba-tiba ada orang yang langsung menemui ayah. Ternyata, dia adalah supir mobil yang telah ayah sewa sebelum kami sampai disana. Kamipun menuju mobil yang disupirinya dan membawa bagasi kami yang sudah kami ambil sebelumnya ke mobil. Kami pun memasuki mobil aku dan Kak Bela duduk di belakang, Kak Imam dan Ibu di tengah dan ayahku beserta supir di depan. Mobil kami melaju dengan mulusnya melewati jalan tol. Karena kami sedang lapar kamipun mampir ke rest area yang sudah tersedia di pinggir tol pada kilometer-kilometer tertentu. Disini kami memesan cumi-cumi dan soto. Ibuku yang memesan soto itu merasa aneh karena tidak biasanya nasi dan soto dicampur. Bau dari koya soto itu juga menebar ke mana-mana tak seperti di Palembang yang hampir sama sekali tidak terlalu tercium aroma koyanya. Kamipun menyantap makanan tersebut dengan lahapnya. Dan setelah selesai kamipun kembali ke mobil dan melajukan perjalanan kembali.
            Malam itu merupakan malam pergantian tahun baru, malam dimana sebagian umat merayakannya. Kami yang sedang berada di jalan hanya sedikit melihat kembang api suaranya pun tidak terlalu terdengar. Ini merupakan malam tahun baru yang biasa tak seperti biasanya. Malam tahun baru yang hanya ditemani lampu jalan, lampu mobil dan lain sebagainya. Di jalan terlihat tak banyak kendaraan yang berlalu lalang. Kemungkinan besar mereka akan sedang merayakan tahun baru.
            Di tengah perjalanan Kak Imam dan Aku sibuk mengobrol tetapi akhirnya kami tidur juga. Sampai aku yang suka terbangun melihat kalau jam sudah menunjukkan pukul ±00.09. Ya, sebuah malam tahun baru yang kami lewati dengan sunyi. Dan sudah menunjukkan tanggal dimana lembaran baru dibuka. Yaitu, 1 Januari 2017. Hari ini pun lembaran baru telah dibuka dengan sambutan kota Tegal yang malam malam masih ada toko yang buka. Sampai akhirnya aku memejamkan kembali mataku.
            Pada pukul ±04.00 WIB kala fajar itu aku terbangun lagi dan aku langsung melihat pemandangan di sebelah kiri dan kananku kota inilah yang kusebut kota Yogya. Hingga tiba saatnya adzan subuh pun berkumandang mataku masih ingin melihat pemandangan di Kota ini. Sampai akhirnya kami melihat bangunan Lawang Sewu. Kami berhenti sejenak disini bukan untuk masuk melainkan hanya melihat bangunan luarnya saja dari dalam mobil. Lagian, bangunan ini belum buka kalau masih fajar.
            Setelah puas, kamipun melanjutkan perjalanan kembali dan menunaikan ibadah shalat shubuh di sebuah masjid. Inilah perjalanan kami yang sebenarnya. Kami shalat di Masjid Baiturrahman Semarang. Ternyata kota yang kusebut Yogya ini adalah Semarang. Ya, bagaimana mungkin perjalanan ke Yogya menempuh waktu 8 jam. Paling tidak waktu tempuh dari Bandara Halim Perdana Kusuma ke Yogyakarta ±9 jam 17 menit(menurut keterangan google maps). Ternyata, kami melewati jalan atas untuk menuju ke kota Yogya makanya kami berada dikota Semarang terlebih dahulu. Hitung-hitung disini juga kami bisa melihat pemandangan yang indah dan menambah pengetahuan baru mengenai kota ini walaupun hanya sedikit.
Kembali lagi ke Masjid. Ternyata masjid ini mempunyai sejarah lho. Berikut ulasannya : 
1. Masjid Baiturrahman Semarang           
              Masjid Baiturrahman Semarang merupakan sebuah Masjid yang terletak di Semarang, Indonesia. Masjid ini dibangun pada tahun 1968 dan selesai pada tahun 1974.
              Pembangunan Masjid Baiturrahman dimulai pada 10 Agustus 1968 dengan ditandai pemasangan tiang pancang untuk pondasi masjid sebanyak 137 buah. Masjid diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 15 Desember 1974. Keberadaan masid ini hingga sekarang menjadi kebanggaan warga Semarang, apalagi lokasinya berada di Simpang Lima yang merupakan pusat kota Semarang. Bangunan masjid berbentuk limasan dan berdiri di atas lahan seluas 11.765 m2. Dengan daya tampung Jama’ah sebanyak ±10.000. Saat ini Masjid Baiturrahman tidak hanya berfungsi seabgai tempat ibadah dan wadah berkumpulnya umat, mealinkan juga pusat dakwah islam. Di kompleks tersebut juga berkembang pesat lembaaga pendidikan TK-SD H isriati 1.             
              Uniknya Masjid ini mempunyai tangga yang datar untuk naik ke Tempat Shalat perempuan dan tangga datar inilah tangga yang menghubungkan antara tempat wudhu’ wanita dengan tempat shalat perempuan. Tidak seperti biasanya pada masjid-masjid lain yang tangganya naik turun menanjak. Lokasi Masjid ini hampir dekat dengan laut yang menyebabkan rasa airnya agak sedikit asin. Dan anehnya juga Mukenah disini tidak gratis melainkan disewa. Untung saja kak Bela membawa mukenah persiapan. Jadinya, daipada kami harus menyewa, lebih baik kami memakai giliran mukenah yan kami bawa. Sekalian buat menghemat uang.
              Setelah selesai shalat kami pun melanjutkan perjalanan kembali menuju Candi Borobudur. Tetapi, karena kami belum mandi akhirnya kami mampir dahulu ke sebuah SPBU di wilayah Semarang ini dan kami pun mandi disini. Setelah selesai, kami pun melanjutkan kembali perjalanan, sambil melihat-lihat warung makan terdekat. Di perjalanan kami melihat Gunung Merapi yang menyemburkan asapnya. Dan akhirnya kamipun menemukan rumah makan terdekat. Kami pun memesan makanan yang ingin kami pesan dan kami santap. Di rumah makan ini masakannya terasa manis di lidah kami. Karena biasanya di Sumatera rasanya agak sedikit asin dari masakan khas Jawa. Khususnya masakan Padang katanya semakin jauh dari Kota Padang rasa pedas dari masakan tersebut akan semakin berkurang begitupun sebaliknya. Seperti disini yang masakannya banyak yang manis. Setelah kami sudah menyantap semua makanan ini kami pun melanjutkan perjalanan kembali. Ditemani jalan yang berkelok, pemandangan yang indah, udara yang sejuk kami melanjutkan perjalanan menuju Candi Borobudur.
              Siang harinya, kami pun akhirnya sampai di wilayah Candi Borobudur. Tetapi saat sedang diperjalanan tiba-tiba didepan mobil kami terjadi tabrakan antara 2 motor. Akhirnya, mobil kamipun berhenti. Ayahku dan Supir bergegas keluar untuk melihat semua pengendara tersebut dan alhamdulillah selamat. Lalu, seorang perempuan yang merupakan korban dari tabrakan ini langsung dilarikan kepinggir jalan. Agar tidak terjadi yang tidak-tidak. Ternyata, pengendara sepeda motor ini merupakan seorang perawat.
              Setelah itu, kami pun melanjutkan perjalanan kembali ke Candi Borobudur dan mencari tempat parkir mobil yang layak. Dan beruntung bagi kami. Tempat parkir mobil kami berdekatan dengan Indomaret sebuah toko yang menjual makanan, minuman dan kebutuhan lain. Kamipun mampir kesini dan membeli makanan dan minuman untuk selama di perjalanan menaiki candi. Setelah selesai memilih milih makanan barulah kami menuju wisata candi. Dan seketika itu, para pedagang disekitar wilayah ini menjajakan dagangannya. Dan kami pun tergiur dengan topi yang dijual disini. Akhirnya ayahku mempersilahkan  Kak Bela dan aku memilih masing-masing sebuah topi. Ibuku dan Kak Imam menunggu didekat kami membeli topi tersebut. Setelah selesai memilih dan akan membayar, Supir tersebut karena orang Jawa pun berusaha untuk menawar harga topi tersebut. Setelah ditawar tawar akhirnya harga tersebut pun diberikan harga yang murah. Akhirnya ayahku pun membayar dengan harga yang sudah ditawar. Kami pun telah menghemat uang dengan membeli topi ini.
              Selanjutnya, kami melanjutkan perjalanan kembali dan barulah kami masuk dalam wilayah candi. Sebelum kami sampai kesana kami harus membayar tiket masuk dahulu dengan harga Rp10.000/orang. Karena kami orang 6, ayahku pun membayarnya dengan jumlah uang Rp60.000,00. Setelah selesai membayar, kami pun dipersilahkan mengunjungi situs Sejarah Candi Borobudur ini. Dengan berjalan kaki kami pun berjalan menelusuri candi. Dan, objek wisata yang kami kunjungi kedua ini mempunyai nilai sejarah juga lho. Berikut ulasannya :
2. Candi Borobudur
              Borobudur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Lokasi candi adalah ±100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebeelah barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Borobudur adalah candi atau kuil buddha terbesar di dunia, sekaligus salah stau monumen Buddha terbesar di dunia.        
              Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnyaa terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha. Borobudur memiliki koleksi relief Arca Buddha terlengkap dan terbanyak di dunia. Stupa utama terbesar terletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang didalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra ( sikap tangan ) Dharmachakra Mudra ( memutar roda dharma ).    
              Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat  ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran buddha. Para peziarah masuk melalui sisi timur memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan rana hdalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah  Kamadhatu ( ranah hawa nafsu ), Rupadhatu ( ranah berwujud ), dan Arupadhatu ( ranah tak berwujud ). Dalam perjalanannya ini peziarah berjalan melalui serangkaian lorong dan tangga dengan menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir pada dinding dan pagar langkan.        
              Menurut bukti-bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada abad ke-14 seiring melemahnya pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta mulai masuknya pengaruh Islam. Dunia mulai menyadari keberadaan bangunan ini sejak ditemukan 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yan gsaat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa. Sejak saat itu Borobudur telah mengalami serangkaian upaya penyelamatan dan pemugaran. Proyek pemugaran terbesar digelar pada kurun 1975 hingga 1982 atas upaya Pemerintah Republik Indonesia dan UNESCO,  kemudian situs bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.          
              Borobudur kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan, tiap tahun umat Buddha yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di Borobudur untuk memperingati Trisuci Waisak. Dalam dunia pariwisata, Borobudur adalah objek Wisata Tunggal di Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan.
              Kami pun berkeliling di Candi Borobudur, melewati jalan utama untuk ke Puncak dan memutar ke jalan sebelah kiri pada saat dipertengahan jalan. Disini kami melihat banyak sekali relief relief yang terukir indah dan juga patung-patung yang tak berkepala. Entah mengapa kepala arca Buddha tersebut bisa hilang.
              Kami menaiki tangga demi tangga yang menuju ke puncak. Hingga di tangga saat sebentar lagi akan sampai ke puncak. Kami pun belok ke kanan untuk melihat-lihat pemandangan dari atas candi ini.
              Setelah selesai, kami pun tak melanjutkan perjalanan lagi, dan malah berputar haluan menuju ke arah Jalan keluar dari candi. Tetapi sebelumnya, kami mampir dulu di pohon dekat candi borobudur itu berada. Disana, kami berfoto-foto, berteduh di bawah pohon yang rindang dan melihat candi borobudur dari kejauhan. Karena kami telah puas, kamipun akhirnya baru menuju ke jalan ke luar Candi Borobudur.
              Saat diperjalanan, mataku terasa hijau. Karena tumbuhan hijau yang lumayan banyak tumbuh dan pancaran sinar matahari yang cerah menghiasi semuanya. Kami pun terus melanjutkan perjalanan pulang kami. Tetapi, perjalanan ini terasa sangat lama. Bagaimana tidak, kami disini juga harus melewati pasar-pasar yang menjual pernak-pernik dari borobudur seperti, Gantungan kunci, Kalung, Sandal, Baju dan sebagainya ada disini. Kami pun tak sedikit tergiur dengan dagangan disini. Sampai akhirnya kami pun membeli sedikit oleh oleh dari sini.
              Tak berapa lama kemudian, jalan-jalanan terasa sedikit orang yang berjualan. Itu tandanya, jalan keluar telah mulai akan terlihat. Sampai akhirnya, kami menemukan jalan keluar yang benar-benar ada. Kami pun keluar dari situs candi ini dan menuju ke arah mobil. Dan ternyata membutuhkan waktu yang agak lama juga untuk sampai ke parkiran mobil kami tersebut. Walau akhirnya kami juga sampai di Parkiran mobil ini.
              Selanjutnya, kami pun memasuki mobil dan mobil kami pun menuju ke arah Kota Yogyakarta. Rencananya kami akan ke Pantai Parangtritis. Tetapi, tidak tahu juga apakah kami akan memutar haluan ke objek yang lain atau masih melanjutkan perjalanan kami ke pantai Parangtritis. Dan saat di perjalanan, kamipun kelaparan. Akhirnya kami pun mampir ke sebuah pondok yang menjual mie ayam, bakso dan sebagainya. Kami pun memesan makanan yang akan kami santap masing-masing. Dan pesanan telah datang waktunya kami menyantap makanan kami masing-masing. Seperti sebelumnya, rasa masakan di sini terasa manis. Apalagi disini telah memasuki kawasan Provinsi Yogyakarta dimana rasa masakannya akan lebih terasa manis dari pada kota kota sebelumnya. Setelah selesai, ayahku pun langsung membayarnya dan kamipun kembali menuju mobil.
              Kamipun melanjutkan perjalanan kembali. Sampai akhirnya kami telah tiba di pusat kota Yogyakarta kami pun memutar haluan dengan berkeliling-keliling di sekitar sini. Setelah itu, karena besok harinya kami harus segera pulang. Jadi, kami pun memutuskan untuk tidak jadi pergi ke Pantai Parangtritis. Karena waktu tempuhnya yang memakan waktu 2 jam untuk kesana. Dan sekarang menunujukkan pukul 15.00 WIB yang menandakan bahwa kami akan sampai kesana pukul 17.00 WIB. Akhirnya, kami pun menuju ke sebuah tempat dimana pusat oleh-oleh khas Yogyakarta berada. Ya, itu adalah Pasar Malioboro. Pasar dimana pusatnya oleh oleh terjual lengkap disini.
3. Pasar Malioboro
              Pasar Malioboro adalah sebuah tempat pusatnya oleh-oleh Yogyakarta. Disini menjual bermacam-macam. Baik itu makanan, pakaian dan lain-lain. Letaknya yang berada di Jalan Malioboro ini memungkinkan banyak para pengujung wisata berkunjung ke sini. Baik karena untuk ke pasarnya maupun hanya untuk sekedar berjalan-jalan melihat suasana dan semua dagangannya.     
              Malioboro merupakan kawasan perbelanjaan yang legendaris yang emnjadi salah satu kebanggaan kota Yogyakarta. Penamaan malioboro berasal dari nama seorang anggota kolonial Inggris yang dahulu pernah menduduki Jogja pada tahun 1811-1816 M yang bernama Malborough.
              Kolonial Hindia Belanda membangun Malioboro di Pusat Kota Yogyakarta pada abad ke-19 sebagai pusat aktivitas pemerintahan dan perekonomian. Secara simbolis juga bermaksud untuk menandingi kekuasaan Keratobn atas kemegahan istananya yang mendominasi kawasan tersebut.
              Untuk menunjang tujuan tersebut maka selanjutnya kolonial Belanda mendirikan :
·         Benteng Vredeburg ( didirikan pada tahun 1765. Sekarang benteng tersebut dikenang menjadi sebuah museum yang dibuka untuk wisata publik).
·         Istana Kepresidenan Kolonial ( sekarang menjadi istana Presiden Gedung Agung di Tahun 1832 M )
·         Pasar Beringharjo, Hotel Garuda ( dahulu sebagai tempat menginap dan berkumpul para elit kolonial ).
·         Kawasan Pertokoan Malioboro ( menjadi pusat perekonomian kolonial ).
Bangunan-bangunan bersejarah yang terletak di kawasan Malioboro tersebut menjadi saksi bisu perjalanan kota ini dari masa ke masa.
Malioboro menyajikan berbagai aktivitas belanja, mulai dari bentuk aktivitas belanja modern. Salah satu cara berbelanja di Malioboro adalah dengan proses tawar-menawar terutama komoditi barang barang yang berupa souvenir dan  cenderamata yang dijajakan oleh pedagang kaki lima yang berjajar di sepanjang trotoar jalan Malioboro. Berbagai macam cenderamata dan kerajinan dapat kita dapatkan disini seperti kerajinan dari perak, kulit, kayu. Kain batik, gerabah dan sebagainya.
Uniknya jika para wisatawan berkunjung kesini dan Pasar Beringharjo harga yang semula souvenir tersebut misal Rp 50.000 jika ditawar menawar bisa menjadi Rp 20.000 inilah yang merupakan kaunikan tradisi dari wisata belanja di Malioboro, pembeli harus bisa tawar menawar.
Kawasan Malioboro dekat dengan obyek wisata sejarah lainnya yang sangat banyak menyimpan cerita sejarah yang menarik. Setelah berbelanja di Malioboro kita bisa meneruskan mengunjungi obyek wisata lain yang jaraknya cukup dekat. Tempat dan obyek wisata tersebut seperti berwisata arsitektur peninggalan kolonial Belanda dan wisata belanja tradisional lainnya. Obyek wisata sejarah yang berdekatan dengan Malioboro seperti Keraton Yogyakarta, Alun-Alun Utara, Masjid Agung, Benteng Vredeburg, Museum Sonobudoyo dan Kampung Kauman.
              Setelah selesai berkunjung kesini, kami pun melanjutkan perjalanan kami yaitu ke Candi Prambanan. Mobil kami pun melaju dengan mulusnya menuju ke sana. Hingga tiba saat diperjalanan adzan maghrib pun berkumandang, dan mobil kami pun masih melaju dengan mulusnya kesana. Akan Tetapi, setelah sampai disana kami kebingungan apakah kami harus kesana atau tidak. Walaupun Candi Prambanan tersebut masih buka, dan karena sedang maghrib. Akhirnya kamipun memutuskan untuk shalat di dekat objek wisata tersebut. Setelah shalat kami pun pergi pulang ke kota Asal kami yaitu kota Palembang. Ternyata, kami tidak jadi ke candi Prambanan. Walaupun demikian, aku masih merasa senang karena bisa melihat candi tersebut dari kejauhan. Intinya aku bisa melihat bagaimana bentuk sesungguhnya candi tersebut dengan mata kepalaku sendiri. Walau akhirnya kami harus rela melepaskan semua ini.
              Kamipun melanjutkan perjalanan kembali, dan waktu demi waktu tak terasa hari sudah malam. Kami pun mampir terlebih dahulu ke sebuah SPBU untuk berbelanja sedikit makanan dan beristirahat sejenak disana. Tak membutuhkan waktu yang lama, setelah beristirahat kami pun melanjutkan perjalanan kembali. Di jalan arah pulang ini kami melihat bangunan-bangunan yang sedikit berbeda dengan kota Palembang. Jalan yang tak terlalu diramai oleh para pengendara memudahkan kami untuk melajukan mobil kami. Aku yang dari tadi sangat tidak ingin memejamkan mata karena ini merupakan perjalanan pulang akhirnya tak sengaja terpejam tidur dan walau aku tak tahu hal ini, pasti aku melewatkan sebuah momen yang indah di jalan-jalan ini.
              Sampai akhirnya di sebuah tempat, mobil kami berhenti. Aku yang terbangun saat mobil ini telah berhenti melihat seorang supir kami yang tertidur pulas. Begitu juga dengan Ayah, Ibu, Kak Imam dan Kak Bela. Aku yang memang suka terbangun saat di pagi hari tersebut merasa khawatir. Bagaimana tidak, katanya kami akan sampai di Jakarta pagi hari ini. Ternyata, kami saja belum melewati jalan Tol yang menghubungkan kabupaten Tegal dan Jakarta.
              Akhirnya, waktu demi waktu satu persatu anggota keluargaku terbangun. Saat Kak Bela bangun aku menanyakan bahawa saaat itu sedang menunjukkan pukul berapa. Ternyata, waktu telah menunjukkan pukul ±04.00 WIB. Ya, bagaimana mungkin kami sampai di Jakarta pagi hari ini paling tidak kami sampai ke sana saat siang hari. Itupun jika perjalanan yang kami lalui lancar.
              Berikutnya, di dalam mobil kami sangat merasa khawatir hal ini menimbulkan keberisikan di dalam mobil. Hingga akhirnya sang sopir pun terbangun mendengar hal ini dan langsung tersadar bahwa ia akan melajukan mobilnya ke arah tujuan kami. Lalu, mobil pun dilajukan kembali. Dan jalan-jalan pun kami lewati dengan biasanya. Seperti saat berpergian, disini kami melihat bukit dan gunung yang dipenuhi oleh pohon-pohon nan hijau. Udara yang sejuk membuat kami sangat terpukau dengan keindahan ini. Tak sedikit di persimpangan jalan kami temui tugu-tugu peringatan. Bukan berarti peringatan mengenai lalu lintas, melainkan mengenai sejarah kota yang dilalui tersebut.
              Beberapa jam kemudian saat hari telang menjelang waktunya pagi, Perjalanan pun lancar dengan biasanya. Di pinggir-pinggir jalan memang terdapat beberapa rumah makan Padang. Sayangnya, beberapa rumah makan tersebut tidak buka. Kami merasa lapar, hingga akhirnya sebuah rumah makan pun terbuka dengan berbagai persediaan lauknya dan kamipun mampir di rumah makan Padang ini. Kami pun mulai memesan makanan yang akan kami santap masing-masing. Tetapi, saat aku akan memesan dendeng ternyata dendengnya belum masak. Akhirnya, dengan terpaksa aku pun memesan rendang disini. Beda halnya dengan di tempat tempat makan sebelumnya, masakan disini tidak terlalu manis. Aku yang sangat merasa lapar tersebut pun tak segan-segan menambah porsi makananku. Dengan lahap kami pun menyantap makanan ini sampai habis. Ayahku pun membayarnya. Perjalanan kami pun dilanjutkan kembali.
              Saat di perjalanan ayahku menanyakan jika kami mau ke Taman Wisata Air Panas Guci Tegal atau tidak. Kebetulan saat itu kami belum mandi, aku pun mengatakan jika ingin kesana walau waktu untuk berjalan tinggal sedikit tersisa. Lalu kami pun masuk ke sana dengan melewati sebuah gerbang menuju ke sana. Disini kami harus membayar tiket masuk terlebih dahulu. Setelah selesai membayar kami pun dipersilahkan masuk mengunjungi wisata ini. Dengan melewati jalan-jalan yang mulus dengan jurang di sampingnya yang curam kamipun berangsur-angsur melihat tulisan “ Taman Wisata Air Panas Guci Kab. Tegal” yang tertulis di sebuah puncak entah itu puncak gunung atau bukit. Hal ini menandakana bahwa sebentar lagi wisata ini akan kami kunjungi. Ternyata benar tak lama kemudian pun kami langsung mencari sebuah tempat parkir mobil yang aman. Dan ketemulah sebuah tempat parkir itu.
              Tak disangka, ternyata para pengunjung lain sudah lebih dahulu tiba disini dilihat dari banyak mobilnya. Disini juga terlihat beberapa villa dengan nama yang tertulis di sebuah papan. Tak hanya itu, saat kami sedang melalui jalan ini para pedagang menjajakan berbagai jajanannya. Oleh-oleh dari sini seperti pakaian pun tak lepas dari pedagang. Anehnya, aku melihat seorang pedagang sedang mengolah sebuah hewan untuk dijadikan satai yang lain dari biasanya. Bukan ayam, kambing ataupun sapi. Melainkan kelinci. Ya, disini saat kutelusuri memang banyak para pedagang yang menjual satai kelinci. Aku pun bertnaya kepada Kak Imam apakah satai kelinci ini halal atau tidak. Menurutnya satai kelinci ini halal. Tapi aku masih tidak percaya lalu aku bertanya kembali apakah benar. Kata Kak Imam untuk apa coba para penjual tersebut menualnya jika tidak halal. Aku pun langsung terdiam.
              Lalu, kami pun melanjutkan pderjalanan kembali dan sampailah kami di Taman Wisata Air Panas Guci. Seperti sebelumnya kita telusuri dulu wisata ini.
4. Taman Wisata Air Panas Guci Tegal
              Taman Wisata Air Panas Guci Tegal merupakan obyek wisata terkahir yang kami kunjungi. Obyek wisata ini berada di Desa Guci kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Memiliki luas 210 Ha, terletak di kaki Gunung Slamet bagian utara dengan ketinggian±1050 meter. Disini kita dapat menikmati berbagai fasilitas pada umumnya disini ada kolam renang yang diisi oleh air hangat alami tersebut, disini juga kita bisa mendaki gunung ini, dan Aliran air hangat ini dapat dialiri melalui keran air disana. Air disini awalnya berasa panas ditubuh. Tetapi, jika sudah terbiasa bukan panas yang terasa melainkan hanya hangat. Obyek wisata ini terus menerus di kunjungi oleh para wisatawan karena air hangatnya yang menjadi ciri khasnya. Begitulah penjelasan singkat dari obyek wisata ini yang saya ketahui.
              Selanjutnya, saat kami ingin memasuki kolam renang hangat, ternyata sudah banyak dipenuhi oleh para pengunjung. Manalagi ayah dan sopir sedang ke WC dan kami juga ditanyai ada uang kebersihannya juga. Lalu, ayah menghampiri kami dan berkata jika kami mandi di kamar mandi saja karena kami juga akan mengejar waktu untuk pulang. Aku yang sudah senang saat hendak berenang ternyata tidak jadi. Dengan perasaan kecewa aku pun mandi disana.
              Awalnya air ini terasa panas dan mengeluarkan asap saat keran tersebut dibuka, tetapi jika sudah terbiasa dan lama air ini perlahan lahan akan menjadi hangat dan berkurang asap yang keluarnya. Air ini walaupun panas bisa menyegarkan dan membersihkan tubuh kami. Walaupun akhirnya juga kami harus sedikit kepanasan.
              Setelah semuanya selesai mandi kami pun membereskan semua perlengkapan kami dan kembali menuju mobil. Lalu perjalanan pun dilanjutkan dengan melewati lagi jurang yang curam kami saat menuju keluar obyek wisata ini. Setelah keluar dari obyek wisata ini kami beretmu dengan salah satu pemandangan sawah yang sangat indah, kami pun keluar dari mobil dan berfoto-foto disini. Lalu ayahku melihat ada orang yang menjual nanas lalu ayahku pun membelinya dan memanggil kami kesana. Ternyata ada sebuah bangunan rumah bagus dan pagar yang indah dengan sedikit awan kabut didekatnya. Kami pun tak segan-segan mampir ke sini. Dan berfoto-foto lagi. Dan masuk ke halaman rumah orang tersebut dengan izin dari orang yang tinggal di rumah itu.
              Setelah selesai, kami pun masuk mobil kembali dan melanjutkan perjalanan pulang. Dan perjalanan pun dilanjutkan kami pun melewati berbagai pemandangan indah disini. Setelah berjam-jam didalam mobil tiba-tiba ada sebuah mobil dari arah lain yang tak sengaja menyenggol kaca spion mobil kami. Dan kaca spion yang disenggol mobil tersebut akhirnya pecah. Tetapi, supir ini tidak marah bahkan mengejar mobil itu. Ia malah tetap melanjutkan mobil ini. Pikir kami Orang di Jawa sangat berbeda dengan orang di Sumatera karena sangat sabar dengan masalah seperti ini.
              Perjalanan dilanjutkan kembali dan tak terasa kami pun telah memasuki jalan tol kalau tidak salah panjang jalan tol yang aku lihat pertama kalinya dari kabupaten tegal ialah 264 km. Ternyata, cukup jauh untuk menempuhnya. Dan perjalanan pun tetap dilanjutkan. Satu kilometer bagiku tidak terasa lamanya karena mobil yang dilajukan ini juga cepat dan jalan tol yang lancar. Saat di tengah perjalanan kebetulan saat itu masih waktu dzuhur akhirnya kami pun mampir ke sebuah rest area disana dan kami tunaikan shalat kami disana. Setelah selesai kami pun melanjutkan perjalanan kembali.
              Tiba-tiba masalah lagi datang yaitu kami bingung bagaimana kami pulang menuju ke Palembang karena tiket pesawat dan tiket Bus pun belum kami pesan. Karena harga tiket pesawat yang tergolong mahal, akhirnya kami memutuskan untuk mencari bus saja. Dan dalam waktu beberapa jam kami pun berhasil melintasi jalan tol ini dan tiba di Jakarta. Saat di Jakarta kami langsung mencari pusat pusat bus antar provinsi. Tetapi, apa boleh buat. Semua tiket bus yang sudah kami cari semuanya sudah penuh habis total. Untung saja sopir ini memiliki hati yang baik dia pun bersedia mengantar kami menuju pelabuhan mencari bus yang lewat disana.
              Lalu kami pun melanjutkan perjalanan kembali melewati jalan tol menuju pelabuhan. Hingga tak disangka-sangka saat menjelang maghrib kami pun tiba di pelabuhan. Ayahku dan Sopir mencari-cari bus disekitar pelabuhan ternyata ada satu bus yang masih mempunyai satu bangku kosong. Apa boleh buat, karena Cuma satu akhirnya kami pun tidak jadi menaiki bus itu. Lalu kami hanya bisa pasrah dan rasanya ingin kembali saja ke Jakarta dan memesan tiket pesawat. Tetapi, rencana kami ini tidak jadi karena ada rumah makan Padang yang kebetulan dekat dengan pelabuhan disana yang kebetulan kami sedang kelaparan. Kami pun melihat-lihat bus yang lewat di depan sana sembari menyantap makanan. Sampai kami telah ahbis menyantap makanan itu dan setelah membayarnya. Bus-bus yang kami lihat ternyata sudah penuh. Untunglah sebuah pasar kecil Indomaret ada disana kami pun mencari loket pencarian kereta api. Tetapi ternyata tidak ada. Akhirnya, kami pun keluar dari Indomaret dan mencoba mencari bus lagi dengan melihat di pinggir jalan. Dan akhirnya alhamdulillah bus pun kami temui. Kami[pun menaiki bus tersebut dhingga sampai ditujuan kota kami yaitu Kota Palembang.
             

             



BAB 3
Penutup
A. Kesimpulan
              Indonesia mempunyai berbagai macam wisata yang jarang kita ketahui dimana keberadaannya. Kita takut jika wisata-wisata ini tidak dilestarikan oleh para penduduk. Jadi, kita harus menja dan melestarikannya sebagai warga Negara Indonesia yang baik. Seperti pahlawan yang rela merelakan setetes darahnya demi Negara Indonesia.
B. Saran
1. Sebaiknya sebelum berpergian rencanakanlah jadwal kepergiannya terlebih dahulu karena kalu tidak hal ini akan menimbulkan kekacauan.          
2. Kita harus selalu bersabar dalam menjalani hidup karena jika tidak misalnya tujuan kita sebentar lagi tercapai dan kita putus asa kembali lagi ke awal dan tidak kita ketahui juga apakah jalan seterusnya itu merupakan tujuan kita atau bukan.          
dsb.