Kamis, 05 Juli 2018

Sinopsis Biografi Tokoh Sastra


Sinopsis Biografi Tokoh Sastra
1. Mario Teguh
            Mario Teguh merupakan seorang motivator, konsultan dan penulis buku asal Indonesia. Ia lahir di Makassar, 5 Maret 1956 dengan nama asli Sis Maryono Teguh. Terlahir dari pasangan Gozali Teguh dan Sitti Marwiyah. Mario Teguh menikah dengan Aryani Soenarto (d. 1993) dan Linna Susanto (m. 1995).
            Mario Teguh pernah mengenyam pendidikan di New Trier West High (Setingkat SMA) jurusan Arsitektur (1975) di Chicago, Amerika Serikat. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (Jurusan Linguistik dan Pendidikan Bahasa Inggris di Malang (S-1), Sophia Univ. Tokyo, Jepang (International Bussines), dan indiana University, Amerika Serikat, OS (1983).
            Adapun buku-buku karyanya yaitu One million Second Chances (2006), Becoming a Star (2006), Life Changer (2009) dan leadership Golden Ways (2009). Dan penghargaan yang ia raih yaitu Penyelenggara seminar berhadiah mobil pertama di Indonesia dari Museum Rekor Indonesia (MURI) juga motivator page terbesar di Indonesia.

2. Andrea Hirata
            Andrea Hirata merupakan novelis yang telah merevolusi sastra Indonesia. Ia lahir di Gantung, Belitung Timur, Bangka Belitung, 24 Okober 1992 dengan nama Aqil Barraq Badrudin Seman Said Harun. Namanya telah diubah selama 7 kali. Ia berasal dari keluarga miskin yang rumahnya tak jauh dari tambang timah milik pemerintah.
            Hirata pernah mengenyam pendidikan di Universitas Indonesia bidang Ekonomi, Universitas Paris program master berkat beasiswa dari Uni Eropa, Universitas Sheffield Hallam di Inggris dan akhirnya dia mengadaptasikan tesisnya ke dalam Bahasa Indonesia di bidang ekonomi telkom. Dan ini ialah buku teori ekonomi pertama ditulis Indonesia.
            Adapun judul novel karya Andrea Hirata yaitu Laskar Pelangi(2005), Sang Pemimpi (2006), Edensor (2007), maryamah Karpov, Padang Bulan dan Cinta di dalam Gelas (2010), Sebelas Patriot (2011), Laskar Pelangi song Book (2012) dan Ayah (2015). Penghargaannya diantaranya Pemenang Buch Awards Jerman 2013, Festival Buku New York 2013 (General Fiction Category) dan Honorary Doctor of Letters (Hon Dutt) dari Universitas Warwick 2015.

3. Ahmad Fuadi
            Ahmad Fuadi merupakan seorang novelis, pekerja sosial dan mantan wartawan dari Indonesia. Ia lahir di Bayur Maninjau, Sumatera Barat, 30 Desember 1973. Beliau merupakan cucu Buya H. Sulthany Datuk Rajo Dubalang dan Buya Sulaiman Katik Indo Marajo. Ia menguasai 4 Bahasa, Indonesai, Inggris, Prancis dan Arab.
            Ahmad Fuadi pernah mengenyam pendidikan di KMI Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo (1992), Program Oendidikan Internasional, Canada World (1995), University National Singapore (1997), Universitas Padjajaran, Indonesia (September 1997), The George Washington University (Mei 2001) dan Royal Holloway, Universitas London, Inggris (September 2005).
            Adapun judul karyanya, Negeri 5 Menara (2009), Ranah 3 Warna (2011), Ranau 1 Muara (2013) dan Beasiswa 5 Benua. Penghargaannya antara lain peraih Anugerah Pembaca Indonesia 2010, Nominasi Khatulistiwa Literary of Award, Direktur Komunikasi The Nature Conservansy, beasiswa chevening, Royal Halloway, Universitas London, beasiswa Fullright Univ. GW.

4. Taufik Ismail
            Taufik Ismail ialah salah seorang tokoh sastra yang lahir di Bukittinggi, 25 Juni 1935. Ia bekerja sama dengan musisi sejak 1974 dan menghasilkan 75 lagu. Taufik Ismail menikah dengan Esiyati Yatim (1971) dan dikaruniai anak bernama Bram Ismail Mereka tinggal di Jalan Utan Kayu Raya 66 E, Jakarta Pusat 13120.
            Beliau pernah mengenyam pendidikan di TK Pekalongan, Sekolah Rakyat Solo menamatkan di Yogya, SMP Bukittinggi, SMA Bogor, Whitefish Bay Highschool, dan Universitas Indonesia (Sekarang IPB Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan (1963), International Writing Program, Universitas Lowa, American University Cairo Faculty of Language and Literature (1993).
            Adapun hasil karyanya di antaranya seperti Tirani, Birpen KAMI Pusat (1966), Benteng Litera (1966), Prahara Budaya (Bersama D.S Moeljanto), Mizan (1995), dan sebagainya. Karya terjemahannya Banjour Trisresse (Terjemahan Novel Karya Francoise Sagan, 1960). Penghargaannya, Anugerah Seni dari Pemerintah RI (1970), Culturan Visit Award dari Pemerintah Australia, dan sebagainya.

5. Heri Hendrayana Harris
            Heri Hendrayana Harris ialah sastrawan berkebangsaan Indonesia. Ia lahir di Purwakarta, Jawa Barat, 15 Agustus 1963 dan dikenal dengan anama pena Gol A Gong. Ia lahir dari pasangan Harris (Ayah) dan Atisah (Ibu). Ayahnya seorang guru olahraga dan Ibunya guru di sekolah Keterampilan Putri, Serang, Banten.
            Heri Hendrayana Harris menikah dengan Tias Tatanka, gadis asal Solo. Mereka dikaruniai anak bernama Nabila Nurkhalisah, Gabriel Firmansyah dan Jordi Alghifari juga Natasha Azka Nursyamsa. Bela (2 SMP Peradaban Serang (2012) meneruskan kiprah Ayahnya novelnya tergabung dalam KKPK (Dar! Mizal laris manis di pasaran.
            Adapun karyanya yaitu Avonturir, Balada si Roy, Kupu-kupu Pelangi, Pada-Mu aku bersimpuh, Labirin Lazuardi, Cinta-Mu seluas samudera, Tempatku di sisi-Mu, Tembang kampung halaman, Biarkan aku menjadi milikmu, Pasukan Matahari, Backpacker in love, Backpacker Suprise, Ini rumah kita sayang, dsb.

6. Chairil Anwar
            Chairil Anwar adalah seorang penyair dari Indonesia. Ia lahir di Medan, 26 Juli 1922 dari pasangan Toeloes (mantan Bupati Kab. Inderagiri, Riau) dan Saleha (Kerabat Soetan Tjahrir, Perdana Menteri di Indonesia). Chairil Anwar meninggal di Jakarta, 28 April 1949.
            Chairil Anwar pernah mengenyam pendidikan di Hollandsche Inlandsche School (HIS)(Sekolah Khusus Pribumi), Meer Virgebreld Lager Onderwijs (MVLO). Tetapi, saat usianya 18 tahun ia berhenti sekolah. Sejak usia 15 tahun ia bertekad untuk menjadi seorang seniman.
            Adapun karyanya yaitu, Puisi "Aku", "Karawang Bekasi", "Deru Campur Debu", "Derai-Derai Cemara", "Kerikil Tajam yang terampas dan yang putus", Tiga menguak Takdir (Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin), Aku ini Binatang Jalang; Koleksi Sajak, Pulanglah dia si Anak Hilang (Terjemahan Karya Andre Gide), dsb.

7. Windhy Puspitadewi
            Windhy Puspitadewi merupakan salah seorang tokoh sastra muda yang lahir di Semarang, 14 Februari 1983. Ia hobi menonton anime dan membaca Buku. Ia dikenal sebagai sosok misterius karena pada bagian biografi novel dan di internet ia tidak menampilkan seluruh wajahnya.
            Windhy Puspitadewi pernah mengenyam pendidikan di SMPN 2 Semarang, SMU 1 Semarang dan juga di STAN Jakarta. Sekarang, ia sedang bekerja sebagai seorang Abdi Negara. Tulisannya menyihir pembacanya banyak yang menganggap ia mengoleksi kutipan orang-orang terkenal padahal sebenarnya ia hafal.
            Adapun karyanya yaitu Let Go (2009), Touche (2011), Morning Light (2010), Incognito (2009), Seandainya... (2012), Confeito (2005), Touche Alchemist (2014), She (2007), Heart and Soul (2004), Run! Run! Run! (2007), 11 Jejak Cinta (Kumpulan Cerpen Teenlit (2015), dsb. Adapun penghargaannya seperti Penulis Berbakat Lomba Novel Teenlit Writer pada tahun 2005.

8. Pramoedya Ananta Toer
            Pramoedya Ananta Toer ialah salahsatu sastrawan terbesar di indonesia. Ia lahir di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925 dengan nama asli Pramoedya Ananta Mastoer. Orang tuanya bernama Mastoer Imam Badjoeri (Guru Sekolah Swasta) dan Ibunya bernama Saidah (Penghulu di Rembang).
            Beliau pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Institut Boedi Utama, Blora (tetapi beberapa kali tak naik kelas), Sekolah Teknik Radio Surabaya (1,5 tahun 1940-1941), Taman Siswa K.H Dewantara (sambil bekerja di Kantor Berita Jepang 1942-1943), Kursus Stenografi, dan Sekolah Tinggi Islam Jakarta.
            Adapun karyanya yaitu Early Years, Post-Independence Prominence, Imprisonment Undersuharto, Release and Suseauent Works, Awards, Major Work Notes, Further Reading, House Of Glass, The Girl from the Coast, This Earth of Mantuna, dan sebagainya.

9. Roestam Effendi
            Roestam Effendi meripakan seorang sastrawan Indonesia yang lahir di Padang, Sumatera Barat, 13 Mei 1903. Ia juga tokoh Pergerakan Kemerdekaan Indonesia yang lahir dari pasangan Soelaiman Effendi dan Siti Sawiah, Ayahnya seorang fotografer yang lalu pindah ke Jakarta dan mendirikan Effendi Bank.
            Roestam Effendi pernah mengenyam pendidikan lulusan sekolah raja (Kweek School) Bukit Tinggi, Hogere Kweek School Voor Indianse Onderwijers (Sekolah Guru Tinggi untuk Guru Bumi Putra) di Bandung. Pada tahun 1926 ia pergi ke Belanda untuk melanjutkan pendidikan Hoof Dakte.
            Adapun karyanya yaitu  Revolusi Nasional, Demokrasi dan Demokrasi, Quo Vadis Netherland, Indonesia Vrij, Nomina Bahasa Banjar, Syair BUrung Simbangan, Struktur Bahasa Bosap, Strategi dan Taktik, Sola-soal mengenal sistem kapitalis, dsb. Ia menghembuskan nafas terkakhirnya di Jakarta 24 Mei 1979.

10. Helvy Tiana Rosa
            Helvy Tiana Rosa ialah sastrawan berkebangsaan Indonesia. Ia lahir di Medan, Sumatera Utara, 2 April 1970. Ia lahir dari pasangan Amin Usman dan Maria Arifin Amin. Helvy menikah dengan Widanardi Satiyatomo (Tomi), 28 Januari 1995 dan dikaruniai anak bernama Abdurrahman Faiz, dan Nadya Paramitha.
            Helvy Tiana Rosa pernah mengenyam pendidikan bangku kuliah di Fakultas Sastra Universitas Indonesia, jurusan Program Studi Sastra. Ia merupakan salah satu akademikus di Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta. Pada 2015 ia bekerja sebagai produser film “Ketika Mas Gagah Pergi”.
            Adapun karyanya yaitu Buk Ayu (2008), Jejak-Jejak Mas Gagah (2015), Catatan Pernikahan (2008), Nyanyian Perjalanan (2000), dsb. Adapun penghargaan yang pernah ia raih yaitu Penghargaan Perempuan Indonesia Berprestasi dari tabloid Nova dan Menteri Pemberdayaan Perempuan RI (2004), The Worlds most 500 Influential Muslims, Royal Islamic Strategic Studies Centre, Jordan (2017).

11. Asma Nadia
            Asma Nadia ialah seorang penulis novel dan cepen Indonesia. Ia lahir di Jakarta, 26 Maret 1972. Ia lahir dari Pasangan Amin Usman dan Marie Eri Susianti. Ia menikah dengan Isa Alamsyah dan dikaruniai 2 anak bernama Eva Maria Putri Salsabila dan Adam Putra Firdaus. Ia merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara.
            Asma Nadia pernah mengenyam pendidikan di SMA 1 Budi Utomo di Jakarta, lalu melanjutkan ke Fakultas Teknologi Pertanian di Institut Pertanian Bogor (IPB). Asma Nadia dikenal sebagai pendiri Forum Lingkar Pena dan Manajer Asma Nadia Publishing House.
            Adapun Karyanya yaitu “Assalammu’alaikum, Beijing!”, “Surga yang tak dirindukan”, “Catatan Hati yang Cemburu”, “Istana Kedua”, dsb. Adapun film yang dibintanginya seperti “Duka Sedalam Cinta”, dsb. Penghargaannya diantaranya Anugrah IBF Award Sebagai Novelis Islami Terbaik (2008), Pengarang terbaik Nasional Penerima Adi karya Ikapi Award, dsb.

12. Asrul Sani
            Asrul Sani ialah seorang sastrawan dan sutradara film ternama asal Indonesia. Ia lahir di Rao, Sumatera Barat pada tanggal 10 Juni 1926. Dan meninggal di Jakarta, 11 Januari 2004. Ia lahir dari pasangan Sultan Marah Sani Syair Alamsyah yang dipertuan Padang Nunan Rao Mapat Tunggul Mapat Cacang, dan Nuraini bini Itam Nasution. Asrul Sani menikah dengan Mutiara Sani.
            Ia pernah mengenyam pendidikan di Holland Inlandsche School (1936) di Sumatera Barat, SMP Taman Siswa(1942) di Jakarta, Sekolah Kedokteran Hewan di Bogor pindah ke Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Kuliah Dramatugi dan Sinematografi di South California University di Los Angeles, Amerika Serikat.
            Adapun karya filmnya yaitu “Jembatan Merah”, “Salah Asuhan”, “Bulan di atas Kuburan”, “Kemelut Hidup”, “Pagar Kawat Berduri”, dsb. Adapun penghargaannya yaitu pemenang Piala Citra 1986 (Kejarlah Daku Kau Kutangkap), Anugerah Seni 1969, Medali Bintang Mahaputra, dsb.

13. Habiburrahman El Shirazy
            Habiburrahman El Shirazy ialah seorang novelis Indonesia, Sutradara, Da’i, Penyair, Sastrawan, Pimpinan Pesantren dan Penceramah. Ia lahir di Semarang, 30 September 1976. Ia menikah dengan Muyasaratun Sa’idah dan dikaruniai 2 anak bernama Muhammad Ziaul Kautsar dan Muhammad Neil Author.
            Habiburrahman El Shirazy pernah mengenyam pendidikan di MTS 1 Fattahiyyah, MA Program Khusus Surakarta, Fakultas Ushuluddin, Jurusan Hadist Universitas Al-Azhar (Kairo’1999), lulus Postgraduate Dipoma (Pg. D) S2 di The Institute For Islamis Students di Kairo.
            Adapun karyanya yaitu “Ketika Cinta berbuah Surga”, “Pudarnya Pesona Cleopatra”, “Ayat-Ayat Cinta”, “Di atas Sajadah Cinta”, “Ketika Cinta Bertasbih”, “Dalam Mihrab Cinta, dsb. Adapun penghargaannya yaitu Pena Award 2005, The most Favorite Book and writer 2005, IBF Award 2006, Juara 1 Lomba Baca Puisi Arab Nasional UGM, dsb.

14. Dhonny Dhirgontoro
            Dhonny Dhirgontoro ialah seorang sastrawan Indonesia yang lahir di Jakarta, 27 Oktober 1978. Ia menikah dengan Dewi Anggraini dan dikaruniai anak bernama Deizan Khalifah Dhirgantoro dan Deninda Khalila Dhirgantoro. Ia memiliki hobi membaca komik, nonton film dan travelling.
            Dhonny Dhirgantoro pernah mengenyam pendidikan di  SMAN 6 Jakarta dan melanjutkan kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas di Jakarta (Sekarang ABFI Institute, Perbanas) angkatan 1997. Ia pernah bekerja sebagai Instruktur Outbound (1999-2003), lalu bekerja di Bank Niaga (2003-2004), Penulis (2005 s/d sekarang).
            Adapun karyanya yaitu “Novel 5 cm” dan komik berjudul “2” dan 5 cm. Ia penulis skenario Film 5 cm, “Tenggelamnya Kapal Van der Wijck” dan “Single”. Adapun penghargaannya yaitu Piala Citra Penulis Skenario Adaptasi dan Festival Film Bandung Penulis Skenario terpuji Film

15. Tengku Amir Hamzah
            Amir Hamzah ialah seorang sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru dan Pahlawan Nasional Indonesia. Ia lahir di Tanjung Pura, Lngkat, Sumatera Timur, 28 Februari 1911. Dengan nama lengkap Tengkoe Amir Hamzah Pangeran Indra Poetra.
            Amir Hamzah mulai mengenyam pendidikan pada umur 5 tahun dengan bersekolah di Langkatsche School pada 1916. Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya di MVLO. Setahun kemudian, Amir Hamzah pindah ke Batavia (Jakarta) untuk melanjutkan sekolahnya, dan lulus pada 1927.
            Karya-karya beliau antara lain Puisi yang berjudul “Mabik”, dan ”Sunyi”. Setelah kembali ke Sumatera, ia berhenti menulis. Sebagian besar puisi-puisinya diterbitkan dalam dua koleksi, yaitu Njanji Soenyi dan Boeah Rindoe, Amir Hamzah wafat pada 20 Maret 1946 (35 Tahun) dan dimakamkan di Pemakaman Masjid Azizi.

16. Hilman Hariwijaya
            Hilman Hariwijaya ialah seorang penulis berkebangsaan Indonesia. Ia lahir di Jakarta, 25 Agustus 1964. Ia menikah dengan Inka (Cerai) dan akhirnya menikah lagi dengan seorang pemain Sinetron serta produser yang bernama Nessa Sadin. Hilman memiliki satu anak bernama Navika Ttjana.
            Hilman Hariwijaya mengenyam pendidikan tingginya di Universitas Nasional. Motivasi menjadi penulis berawal dari kecemburuan terhadap teman-temannya. Sehingga teerkenal, Hilman berpikir inin mengalami hal yang sama, dipilihnyalah menulis sebagi jalan utamanya.
            Adapun karyanya yaitu Lupus, Olga, Lulu, Vanya dsb. Meskipun, di awalnya menulis disepelekan banyak orang. Ia tidak pernah menyerah. Lupus menjadi produk yang khas, disukai dan diakrabi para remaja. Kini, setelah beliau tidak produktif lagi menulis, ia merambah dunia pertelevisian.

17. Raditya Dika
            Raditya Dika ialah seorang sastrawan yang lahir di Jakarta, 28 Desember 1984. Ia lahir dari pasangan bernama Tetty Nasution. Ia merupakan seorang penulis, komedian, sutradara, dan aktor. Pekerjaannya sebagai komedian, sutradara, aktor dan DJ. Ia aktif pada 4004-sekrang.
            Adapun karyanya yaitu Kambing Jantan (2005), CintaBrontosaurus (2006), Radikus Makan Katus (2007), Babi Ngesot (2008), Marmut Merah Jambu (2010), Manusia setngah Salmon, Koala Kumal (2015). Adapun komiknya, Kambing Jantan (2008), Kambing Jantan 2 (2011). Filmnya meupakan rilisan ia sendiri.
            Adapunpenghargaannya yaitu mendapat referensi, Buku Kambing Jantan berkategori best seller, Penghargaan bertajuk The Online Inspiring Award 2009 dari Indosat, Pemenang Indonesia Blog Award. Raditya juga tampil dengan gendre baru yang segar dan unik, karena setiap nama tokohnya memakai nama binatang.

18. Afrialis Wandi Yahya
            Afrialis Wandi Yahya merupakan seorang sastrawan muda asal Banyuasin. Ia lahir di desa Pulau Harapan, 24 April 1991 Kec. Sembawa, Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan. Ayahnya bernama Edi Candra dan Lilis Suryani. Ia menjadi Penulis sejak tahun 2008.
            Ia pernah mengenyam pendidikan di Pesantren modern “Raudhatul Ulum’” Sakatiga, Ogan Ilir. Yang diasuh oleh K.H Tol’at Wafa Ahmad, Lc. Kuliah di Universitas Ibnu Chaldun (UIC) di Jakarta. Ia pernah berprofesi sebagai seorang guru di SMPN 1 Plus Banyuasin III. Dan Ketua Umum Forum Lingkar Pena (FLP).
            Adapun akryanya yaitu “Jatuh Cintaku Berjudul #Untukmu”, “Rindu Bertubi-tubi” dan “Surga di Telapak Kaki Guru”. Ia pernah mendatangi seminar-seminarnya. Tetapi biasanya di sekitar lokasi banyuasin.

19. Djenar Maesa Ayu
            Djenar Maesa Ayu (Nai) ialah seorang penulis yang berbakat. Ia lahir di Jakarta, 14 Januari 1973. Dari pasangan Syuman Djaya, seorang sutradara dan Ibunya Tuti Kirana, seorang aktris terkenal. Anaknya bernama Banyu Bening dan Btari Maharani.
            Adapun cerpen karyanya “Mereka Bilang, Saya Monyet!”(2004), “Jangan Main-Main(dengan kelaminmu)”, “WaktuNayla”, “smoro”, “Menyusu Ayah”. Adapun bidang perfilmannya Film Boneka dari Indiana (1990), Koper (2006), Anak-anak Borobudur (2007), Cinta Setaman (2008), dan lain-lain.

            Adapun penghargaannya yaitu Sepuluh Buku terbaik Khatulistiwa Literary Award 2003, (Saya Monyet), Lima besar Khatulistiwa Literary Award 2004 (Jangan Main-Main(dengan Kelaminan), Predikat Cerpen terbaik Kompas 2003 (Waktu Nayla), dan mendapat Piala Citra untuk Sutradara terbaik dalam film Mereka bilang saya Monyet.

*Mohon maaf Bila ada kesalahan nama, gelar, dan penulisan.
            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar