Sinopsis Biografi Tokoh
Sastra
1. Mario Teguh
Mario Teguh merupakan seorang motivator, konsultan dan
penulis buku asal Indonesia. Ia lahir di Makassar, 5 Maret 1956 dengan nama
asli Sis Maryono Teguh. Terlahir dari pasangan Gozali Teguh dan Sitti Marwiyah.
Mario Teguh menikah dengan Aryani Soenarto (d. 1993) dan Linna Susanto (m.
1995).
Mario Teguh pernah mengenyam pendidikan di New Trier West
High (Setingkat SMA) jurusan Arsitektur (1975) di Chicago, Amerika Serikat. Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (Jurusan Linguistik dan Pendidikan Bahasa Inggris
di Malang (S-1), Sophia Univ. Tokyo, Jepang (International Bussines), dan
indiana University, Amerika Serikat, OS (1983).
Adapun buku-buku karyanya yaitu One million Second
Chances (2006), Becoming a Star (2006), Life Changer (2009) dan leadership
Golden Ways (2009). Dan penghargaan yang ia raih yaitu Penyelenggara seminar
berhadiah mobil pertama di Indonesia dari Museum Rekor Indonesia (MURI) juga
motivator page terbesar di Indonesia.
2. Andrea Hirata
Andrea Hirata merupakan novelis yang telah merevolusi
sastra Indonesia. Ia lahir di Gantung, Belitung Timur, Bangka Belitung, 24
Okober 1992 dengan nama Aqil Barraq Badrudin Seman Said Harun. Namanya telah
diubah selama 7 kali. Ia berasal dari keluarga miskin yang rumahnya tak jauh
dari tambang timah milik pemerintah.
Hirata pernah mengenyam pendidikan di Universitas
Indonesia bidang Ekonomi, Universitas Paris program master berkat beasiswa dari
Uni Eropa, Universitas Sheffield Hallam di Inggris dan akhirnya dia
mengadaptasikan tesisnya ke dalam Bahasa Indonesia di bidang ekonomi telkom.
Dan ini ialah buku teori ekonomi pertama ditulis Indonesia.
Adapun judul novel karya Andrea Hirata yaitu Laskar
Pelangi(2005), Sang Pemimpi (2006), Edensor (2007), maryamah Karpov, Padang
Bulan dan Cinta di dalam Gelas (2010), Sebelas Patriot (2011), Laskar Pelangi
song Book (2012) dan Ayah (2015). Penghargaannya diantaranya Pemenang Buch
Awards Jerman 2013, Festival Buku New York 2013 (General Fiction Category) dan
Honorary Doctor of Letters (Hon Dutt) dari Universitas Warwick 2015.
3. Ahmad Fuadi
Ahmad Fuadi merupakan seorang novelis, pekerja sosial dan
mantan wartawan dari Indonesia. Ia lahir di Bayur Maninjau, Sumatera Barat, 30
Desember 1973. Beliau merupakan cucu Buya H. Sulthany Datuk Rajo Dubalang dan
Buya Sulaiman Katik Indo Marajo. Ia menguasai 4 Bahasa, Indonesai, Inggris,
Prancis dan Arab.
Ahmad Fuadi pernah mengenyam pendidikan di KMI Pondok Modern
Darussalam Gontor, Ponorogo (1992), Program Oendidikan Internasional, Canada
World (1995), University National Singapore (1997), Universitas Padjajaran,
Indonesia (September 1997), The George Washington University (Mei 2001) dan
Royal Holloway, Universitas London, Inggris (September 2005).
Adapun judul karyanya, Negeri 5 Menara (2009), Ranah 3
Warna (2011), Ranau 1 Muara (2013) dan Beasiswa 5 Benua. Penghargaannya antara
lain peraih Anugerah Pembaca Indonesia 2010, Nominasi Khatulistiwa Literary of
Award, Direktur Komunikasi The Nature Conservansy, beasiswa chevening, Royal
Halloway, Universitas London, beasiswa Fullright Univ. GW.
4. Taufik Ismail
Taufik Ismail ialah salah seorang tokoh sastra yang lahir
di Bukittinggi, 25 Juni 1935. Ia bekerja sama dengan musisi sejak 1974 dan
menghasilkan 75 lagu. Taufik Ismail menikah dengan Esiyati Yatim (1971) dan
dikaruniai anak bernama Bram Ismail Mereka tinggal di Jalan Utan Kayu Raya 66
E, Jakarta Pusat 13120.
Beliau pernah mengenyam pendidikan di TK Pekalongan,
Sekolah Rakyat Solo menamatkan di Yogya, SMP Bukittinggi, SMA Bogor, Whitefish
Bay Highschool, dan Universitas Indonesia (Sekarang IPB Fakultas Kedokteran
Hewan dan Peternakan (1963), International Writing Program, Universitas Lowa,
American University Cairo Faculty of Language and Literature (1993).
Adapun hasil karyanya di antaranya seperti Tirani, Birpen
KAMI Pusat (1966), Benteng Litera (1966), Prahara Budaya (Bersama D.S Moeljanto),
Mizan (1995), dan sebagainya. Karya terjemahannya Banjour Trisresse (Terjemahan
Novel Karya Francoise Sagan, 1960). Penghargaannya, Anugerah Seni dari
Pemerintah RI (1970), Culturan Visit Award dari Pemerintah Australia, dan
sebagainya.
5. Heri Hendrayana
Harris
Heri Hendrayana Harris ialah sastrawan berkebangsaan Indonesia.
Ia lahir di Purwakarta, Jawa Barat, 15 Agustus 1963 dan dikenal dengan anama
pena Gol A Gong. Ia lahir dari pasangan Harris (Ayah) dan Atisah (Ibu). Ayahnya
seorang guru olahraga dan Ibunya guru di sekolah Keterampilan Putri, Serang,
Banten.
Heri Hendrayana Harris menikah dengan Tias Tatanka, gadis
asal Solo. Mereka dikaruniai anak bernama Nabila Nurkhalisah, Gabriel
Firmansyah dan Jordi Alghifari juga Natasha Azka Nursyamsa. Bela (2 SMP
Peradaban Serang (2012) meneruskan kiprah Ayahnya novelnya tergabung dalam KKPK
(Dar! Mizal laris manis di pasaran.
Adapun karyanya yaitu Avonturir, Balada si Roy, Kupu-kupu
Pelangi, Pada-Mu aku bersimpuh, Labirin Lazuardi, Cinta-Mu seluas samudera,
Tempatku di sisi-Mu, Tembang kampung halaman, Biarkan aku menjadi milikmu,
Pasukan Matahari, Backpacker in love, Backpacker Suprise, Ini rumah kita sayang,
dsb.
6. Chairil Anwar
Chairil Anwar adalah seorang penyair dari Indonesia. Ia lahir di Medan, 26 Juli 1922 dari pasangan Toeloes (mantan Bupati Kab. Inderagiri, Riau) dan Saleha (Kerabat Soetan Tjahrir, Perdana Menteri di Indonesia). Chairil Anwar meninggal di Jakarta, 28 April 1949.
Chairil Anwar pernah mengenyam pendidikan di Hollandsche Inlandsche School (HIS)(Sekolah Khusus Pribumi), Meer Virgebreld Lager Onderwijs (MVLO). Tetapi, saat usianya 18 tahun ia berhenti sekolah. Sejak usia 15 tahun ia bertekad untuk menjadi seorang seniman.
Adapun karyanya yaitu, Puisi "Aku", "Karawang Bekasi", "Deru Campur Debu", "Derai-Derai Cemara", "Kerikil Tajam yang terampas dan yang putus", Tiga menguak Takdir (Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin), Aku ini Binatang Jalang; Koleksi Sajak, Pulanglah dia si Anak Hilang (Terjemahan Karya Andre Gide), dsb.
7. Windhy Puspitadewi
Windhy Puspitadewi merupakan salah seorang tokoh sastra muda yang lahir di Semarang, 14 Februari 1983. Ia hobi menonton anime dan membaca Buku. Ia dikenal sebagai sosok misterius karena pada bagian biografi novel dan di internet ia tidak menampilkan seluruh wajahnya.
Windhy Puspitadewi pernah mengenyam pendidikan di SMPN 2 Semarang, SMU 1 Semarang dan juga di STAN Jakarta. Sekarang, ia sedang bekerja sebagai seorang Abdi Negara. Tulisannya menyihir pembacanya banyak yang menganggap ia mengoleksi kutipan orang-orang terkenal padahal sebenarnya ia hafal.
Adapun karyanya yaitu Let Go (2009), Touche (2011), Morning Light (2010), Incognito (2009), Seandainya... (2012), Confeito (2005), Touche Alchemist (2014), She (2007), Heart and Soul (2004), Run! Run! Run! (2007), 11 Jejak Cinta (Kumpulan Cerpen Teenlit (2015), dsb. Adapun penghargaannya seperti Penulis Berbakat Lomba Novel Teenlit Writer pada tahun 2005.
8. Pramoedya Ananta Toer
Pramoedya Ananta Toer ialah salahsatu sastrawan terbesar di indonesia. Ia lahir di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925 dengan nama asli Pramoedya Ananta Mastoer. Orang tuanya bernama Mastoer Imam Badjoeri (Guru Sekolah Swasta) dan Ibunya bernama Saidah (Penghulu di Rembang).
Beliau pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Institut Boedi Utama, Blora (tetapi beberapa kali tak naik kelas), Sekolah Teknik Radio Surabaya (1,5 tahun 1940-1941), Taman Siswa K.H Dewantara (sambil bekerja di Kantor Berita Jepang 1942-1943), Kursus Stenografi, dan Sekolah Tinggi Islam Jakarta.
Adapun karyanya yaitu Early Years, Post-Independence Prominence, Imprisonment Undersuharto, Release and Suseauent Works, Awards, Major Work Notes, Further Reading, House Of Glass, The Girl from the Coast, This Earth of Mantuna, dan sebagainya.
9. Roestam Effendi
Roestam Effendi meripakan seorang sastrawan Indonesia yang lahir di Padang, Sumatera Barat, 13 Mei 1903. Ia juga tokoh Pergerakan Kemerdekaan Indonesia yang lahir dari pasangan Soelaiman Effendi dan Siti Sawiah, Ayahnya seorang fotografer yang lalu pindah ke Jakarta dan mendirikan Effendi Bank.
Roestam Effendi pernah mengenyam pendidikan lulusan sekolah raja (Kweek School) Bukit Tinggi, Hogere Kweek School Voor Indianse Onderwijers (Sekolah Guru Tinggi untuk Guru Bumi Putra) di Bandung. Pada tahun 1926 ia pergi ke Belanda untuk melanjutkan pendidikan Hoof Dakte.
Adapun karyanya yaitu Revolusi Nasional, Demokrasi dan Demokrasi, Quo Vadis Netherland, Indonesia Vrij, Nomina Bahasa Banjar, Syair BUrung Simbangan, Struktur Bahasa Bosap, Strategi dan Taktik, Sola-soal mengenal sistem kapitalis, dsb. Ia menghembuskan nafas terkakhirnya di Jakarta 24 Mei 1979.
10. Helvy Tiana Rosa
Helvy Tiana Rosa ialah sastrawan berkebangsaan Indonesia.
Ia lahir di Medan, Sumatera Utara, 2 April 1970. Ia lahir dari pasangan Amin
Usman dan Maria Arifin Amin. Helvy menikah dengan Widanardi Satiyatomo (Tomi),
28 Januari 1995 dan dikaruniai anak bernama Abdurrahman Faiz, dan Nadya
Paramitha.
Helvy Tiana Rosa pernah mengenyam pendidikan bangku
kuliah di Fakultas Sastra Universitas Indonesia, jurusan Program Studi Sastra.
Ia merupakan salah satu akademikus di Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas
Negeri Jakarta. Pada 2015 ia bekerja sebagai produser film “Ketika Mas Gagah
Pergi”.
Adapun karyanya yaitu Buk Ayu (2008), Jejak-Jejak Mas
Gagah (2015), Catatan Pernikahan (2008), Nyanyian Perjalanan (2000), dsb.
Adapun penghargaan yang pernah ia raih yaitu Penghargaan Perempuan Indonesia
Berprestasi dari tabloid Nova dan Menteri Pemberdayaan Perempuan RI (2004), The
Worlds most 500 Influential Muslims, Royal Islamic Strategic Studies Centre,
Jordan (2017).
11. Asma Nadia
Asma Nadia ialah seorang penulis novel dan cepen
Indonesia. Ia lahir di Jakarta, 26 Maret 1972. Ia lahir dari Pasangan Amin
Usman dan Marie Eri Susianti. Ia menikah dengan Isa Alamsyah dan dikaruniai 2
anak bernama Eva Maria Putri Salsabila dan Adam Putra Firdaus. Ia merupakan
anak ke-2 dari 3 bersaudara.
Asma Nadia pernah mengenyam pendidikan di SMA 1 Budi
Utomo di Jakarta, lalu melanjutkan ke Fakultas Teknologi Pertanian di Institut
Pertanian Bogor (IPB). Asma Nadia dikenal sebagai pendiri Forum Lingkar Pena
dan Manajer Asma Nadia Publishing House.
Adapun Karyanya yaitu “Assalammu’alaikum, Beijing!”,
“Surga yang tak dirindukan”, “Catatan Hati yang Cemburu”, “Istana Kedua”, dsb.
Adapun film yang dibintanginya seperti “Duka Sedalam Cinta”, dsb.
Penghargaannya diantaranya Anugrah IBF Award Sebagai Novelis Islami Terbaik
(2008), Pengarang terbaik Nasional Penerima Adi karya Ikapi Award, dsb.
12. Asrul Sani
Asrul Sani ialah seorang sastrawan dan sutradara film
ternama asal Indonesia. Ia lahir di Rao, Sumatera Barat pada tanggal 10 Juni
1926. Dan meninggal di Jakarta, 11 Januari 2004. Ia lahir dari pasangan Sultan
Marah Sani Syair Alamsyah yang dipertuan Padang Nunan Rao Mapat Tunggul Mapat
Cacang, dan Nuraini bini Itam Nasution. Asrul Sani menikah dengan Mutiara Sani.
Ia pernah mengenyam pendidikan di Holland Inlandsche
School (1936) di Sumatera Barat, SMP Taman Siswa(1942) di Jakarta, Sekolah
Kedokteran Hewan di Bogor pindah ke Fakultas Sastra Universitas Indonesia,
Kuliah Dramatugi dan Sinematografi di South California University di Los
Angeles, Amerika Serikat.
Adapun karya filmnya yaitu “Jembatan Merah”, “Salah
Asuhan”, “Bulan di atas Kuburan”, “Kemelut Hidup”, “Pagar Kawat Berduri”, dsb.
Adapun penghargaannya yaitu pemenang Piala Citra 1986 (Kejarlah Daku Kau
Kutangkap), Anugerah Seni 1969, Medali Bintang Mahaputra, dsb.
13. Habiburrahman El
Shirazy
Habiburrahman El Shirazy ialah seorang novelis Indonesia,
Sutradara, Da’i, Penyair, Sastrawan, Pimpinan Pesantren dan Penceramah. Ia lahir
di Semarang, 30 September 1976. Ia menikah dengan Muyasaratun Sa’idah dan
dikaruniai 2 anak bernama Muhammad Ziaul Kautsar dan Muhammad Neil Author.
Habiburrahman El Shirazy pernah mengenyam pendidikan di
MTS 1 Fattahiyyah, MA Program Khusus Surakarta, Fakultas Ushuluddin, Jurusan
Hadist Universitas Al-Azhar (Kairo’1999), lulus Postgraduate Dipoma (Pg. D) S2
di The Institute For Islamis Students di Kairo.
Adapun karyanya yaitu “Ketika Cinta berbuah Surga”,
“Pudarnya Pesona Cleopatra”, “Ayat-Ayat Cinta”, “Di atas Sajadah Cinta”,
“Ketika Cinta Bertasbih”, “Dalam Mihrab Cinta, dsb. Adapun penghargaannya yaitu
Pena Award 2005, The most Favorite Book and writer 2005, IBF Award 2006, Juara
1 Lomba Baca Puisi Arab Nasional UGM, dsb.
14. Dhonny Dhirgontoro
Dhonny Dhirgontoro ialah seorang sastrawan Indonesia yang
lahir di Jakarta, 27 Oktober 1978. Ia menikah dengan Dewi Anggraini dan
dikaruniai anak bernama Deizan Khalifah Dhirgantoro dan Deninda Khalila
Dhirgantoro. Ia memiliki hobi membaca komik, nonton film dan travelling.
Dhonny Dhirgantoro pernah mengenyam pendidikan di SMAN 6 Jakarta dan melanjutkan kuliah di
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas di Jakarta (Sekarang ABFI
Institute, Perbanas) angkatan 1997. Ia pernah bekerja sebagai Instruktur Outbound
(1999-2003), lalu bekerja di Bank Niaga (2003-2004), Penulis (2005 s/d
sekarang).
Adapun karyanya yaitu “Novel 5 cm” dan komik berjudul “2”
dan 5 cm. Ia penulis skenario Film 5 cm, “Tenggelamnya Kapal Van der Wijck” dan
“Single”. Adapun penghargaannya yaitu Piala Citra Penulis Skenario Adaptasi dan
Festival Film Bandung Penulis Skenario terpuji Film
15. Tengku Amir Hamzah
Amir Hamzah ialah seorang sastrawan Indonesia angkatan
Pujangga Baru dan Pahlawan Nasional Indonesia. Ia lahir di Tanjung Pura, Lngkat,
Sumatera Timur, 28 Februari 1911. Dengan nama lengkap Tengkoe Amir Hamzah
Pangeran Indra Poetra.
Amir Hamzah mulai mengenyam pendidikan pada umur 5 tahun
dengan bersekolah di Langkatsche School pada 1916. Kemudian, ia melanjutkan
pendidikannya di MVLO. Setahun kemudian, Amir Hamzah pindah ke Batavia
(Jakarta) untuk melanjutkan sekolahnya, dan lulus pada 1927.
Karya-karya beliau antara lain Puisi yang berjudul
“Mabik”, dan ”Sunyi”. Setelah kembali ke Sumatera, ia berhenti menulis.
Sebagian besar puisi-puisinya diterbitkan dalam dua koleksi, yaitu Njanji
Soenyi dan Boeah Rindoe, Amir Hamzah wafat pada 20 Maret 1946 (35 Tahun) dan
dimakamkan di Pemakaman Masjid Azizi.
16. Hilman Hariwijaya
Hilman Hariwijaya ialah seorang penulis berkebangsaan
Indonesia. Ia lahir di Jakarta, 25 Agustus 1964. Ia menikah dengan Inka (Cerai)
dan akhirnya menikah lagi dengan seorang pemain Sinetron serta produser yang
bernama Nessa Sadin. Hilman memiliki satu anak bernama Navika Ttjana.
Hilman Hariwijaya mengenyam pendidikan tingginya di
Universitas Nasional. Motivasi menjadi penulis berawal dari kecemburuan
terhadap teman-temannya. Sehingga teerkenal, Hilman berpikir inin mengalami hal
yang sama, dipilihnyalah menulis sebagi jalan utamanya.
Adapun karyanya yaitu Lupus, Olga, Lulu, Vanya dsb.
Meskipun, di awalnya menulis disepelekan banyak orang. Ia tidak pernah
menyerah. Lupus menjadi produk yang khas, disukai dan diakrabi para remaja.
Kini, setelah beliau tidak produktif lagi menulis, ia merambah dunia
pertelevisian.
17. Raditya Dika
Raditya Dika ialah seorang sastrawan yang lahir di
Jakarta, 28 Desember 1984. Ia lahir dari pasangan bernama Tetty Nasution. Ia
merupakan seorang penulis, komedian, sutradara, dan aktor. Pekerjaannya sebagai
komedian, sutradara, aktor dan DJ. Ia aktif pada 4004-sekrang.
Adapun karyanya yaitu Kambing Jantan (2005),
CintaBrontosaurus (2006), Radikus Makan Katus (2007), Babi Ngesot (2008),
Marmut Merah Jambu (2010), Manusia setngah Salmon, Koala Kumal (2015). Adapun
komiknya, Kambing Jantan (2008), Kambing Jantan 2 (2011). Filmnya meupakan
rilisan ia sendiri.
Adapunpenghargaannya yaitu mendapat referensi, Buku
Kambing Jantan berkategori best seller, Penghargaan bertajuk The Online
Inspiring Award 2009 dari Indosat, Pemenang Indonesia Blog Award. Raditya juga
tampil dengan gendre baru yang segar dan unik, karena setiap nama tokohnya
memakai nama binatang.
18. Afrialis Wandi
Yahya
Afrialis Wandi Yahya merupakan seorang sastrawan muda
asal Banyuasin. Ia lahir di desa Pulau Harapan, 24 April 1991 Kec. Sembawa,
Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan. Ayahnya bernama Edi Candra dan Lilis Suryani.
Ia menjadi Penulis sejak tahun 2008.
Ia pernah mengenyam pendidikan di Pesantren modern
“Raudhatul Ulum’” Sakatiga, Ogan Ilir. Yang diasuh oleh K.H Tol’at Wafa Ahmad,
Lc. Kuliah di Universitas Ibnu Chaldun (UIC) di Jakarta. Ia pernah berprofesi
sebagai seorang guru di SMPN 1 Plus Banyuasin III. Dan Ketua Umum Forum Lingkar
Pena (FLP).
Adapun akryanya yaitu “Jatuh Cintaku Berjudul #Untukmu”,
“Rindu Bertubi-tubi” dan “Surga di Telapak Kaki Guru”. Ia pernah mendatangi
seminar-seminarnya. Tetapi biasanya di sekitar lokasi banyuasin.
19. Djenar Maesa Ayu
Djenar Maesa Ayu (Nai) ialah seorang penulis yang
berbakat. Ia lahir di Jakarta, 14 Januari 1973. Dari pasangan Syuman Djaya,
seorang sutradara dan Ibunya Tuti Kirana, seorang aktris terkenal. Anaknya
bernama Banyu Bening dan Btari Maharani.
Adapun cerpen karyanya “Mereka Bilang, Saya
Monyet!”(2004), “Jangan Main-Main(dengan kelaminmu)”, “WaktuNayla”, “smoro”,
“Menyusu Ayah”. Adapun bidang perfilmannya Film Boneka dari Indiana (1990),
Koper (2006), Anak-anak Borobudur (2007), Cinta Setaman (2008), dan lain-lain.
Adapun penghargaannya yaitu Sepuluh Buku terbaik
Khatulistiwa Literary Award 2003, (Saya Monyet), Lima besar Khatulistiwa
Literary Award 2004 (Jangan Main-Main(dengan Kelaminan), Predikat Cerpen
terbaik Kompas 2003 (Waktu Nayla), dan mendapat Piala Citra untuk Sutradara
terbaik dalam film Mereka bilang saya Monyet.
*Mohon maaf Bila ada kesalahan nama, gelar, dan penulisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar